Beberapa tahun lalu, Pemkot Bengkulu memang menerima cukup banyak ASN yang pindah guna mengimbangi jumlah pegawai yang pensiun setiap tahun.
Pengajuan tersebut diterima dengan mempertimbangkan kebutuhan penempatan, apalagi Pemkot Bengkulu telah lama tidak melaksanakan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS).
"Maka, untuk sementara kita moratorium dulu, tergantung kebutuhan. Ini dilakukan agar belanja pegawai dan anggaran pembangunan setidaknya tetap seimbang," ujar Dedy.
Salah satu alasan banyak ASN dari luar daerah ingin pindah ke Kota Bengkulu adalah karena Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) di lingkungan Pemkot tergolong cukup tinggi.
Sebagai contoh, TPP yang diterima pejabat eselon III di Pemkot Bengkulu saat ini setara dengan tunjangan eselon II di tingkat kabupaten.
Oleh karena itu, banyak ASN menyampaikan berbagai alasan untuk mengajukan pindah, seperti ingin dekat dengan orang tua, mengurus keluarga, dan sebagainya.
Lebih lanjut, Dedy menyatakan bahwa pihaknya tetap akan mempertimbangkan jika di kemudian hari ada ASN yang berprestasi dan memiliki rekam jejak kinerja yang baik, terutama jika mereka merupakan dokter atau tenaga ahli yang memang dibutuhkan di lingkungan Pemkot Bengkulu.
"Kita lihat dulu. Kalau memang memiliki kapasitas yang mumpuni dan sesuai dengan kebutuhan, maka masih ada ruang yang kami buka," katanya.