REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Gerakan Literasi Pustaka Bestari Jawa Tengah menyelenggarakan forum diskusi anak-anak muda di kawasan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Bertepatan di perpustakaan Pustaka Bestari, diskusi tersebut dilakukan sebagai bentuk respon terhadap kondisi demokrasi di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Berbagai macam polemik yang terus muncul dalam Pilkada Jawa Tengah menjadi pembahasan utama dalam diskusi ini.
Firhandika, inisiator gerakan tersebut, mengungkapkan pentingnya kepedulian anak-anak muda terhadap perhelatan pilkada mendatang. “Kita punya banyak preseden buruk dalam demokrasi elektoral, terutama sejak perhelatan Pilpres 2024 lalu. Kita tak boleh membiarkan hal semacam itu terulang, khususnya di Jawa Tengah. Betul jika demokrasi di Asia Tenggara tengah mengalami regresi, akan tetapi kita harus menegakkannya kembali,” ujarnya.
Diskusi yang dihadiri belasan pemuda itu akan menjadi titik awal untuk mengawal demokrasi di Jawa Tengah. Artinya, akan ada agenda-agenda selanjutnya. Salah satu keputusan penting dalam diskusi itu adalah sikap tegas dalam menentang segala bentuk kecurungan yang mencederai nilai-nilai demokrasi. Oleh karena itu, Firhandika menegaskan, jika seluruh pihak bertanggung jawab untuk menjaga iklim demokrasi kita.
“Duka paling dalam bagi kita adalah ketika kita saksikan terjadi banyak penyelewengan tetapi kita tidak dapat berbuat apapun. Kita sudah pernah kalah, jangan sampai ini terjadi lagi di Jawa Tengah. Jangan takut untuk melapor bila kecurangan terjadi. Jangan menutup mata,” kata dia.
Adapun Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah Handi Tri Ujiono, menyatakan seluruh rangkaian Debat Publik Pilkada Jawa Tengah 2024 telah berjalan lancar. "Kami meminta para pasangan calon untuk tidak melakukan kegiatan kampanye pada masa tenang yang berlangsung 24 November mendatang," kata dia, demikian dilansir dari Antara.