Selasa 22 Jul 2025 09:21 WIB

BPOB dan MCEBI Perkuat Ekosistem Pariwisata Borobudur Melalui Inkubasi Bisnis

MCEBI berharap bootcamp yang digelar ke depan bisa mengatasi pengangguran sarjana.

Rep: Muhammad Andi/ Red: Fernan Rahadi
Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) bersama Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) sukses menggelar penutupan program Inkubasi Bisnis Pelaku Pariwisata di Kawasan Pariwisata Borobudur di Tebing Breksi, Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY, Senin (21/7/2025).
Foto: Muhammad Andi
Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) bersama Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) sukses menggelar penutupan program Inkubasi Bisnis Pelaku Pariwisata di Kawasan Pariwisata Borobudur di Tebing Breksi, Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY, Senin (21/7/2025).

REJOGJA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) bersama Muhammadiyah Center for Entrepreneurship and Business Incubator (MCEBI) sukses menggelar penutupan program Inkubasi Bisnis Pelaku Pariwisata di Kawasan Pariwisata Borobudur, Senin (21/7/2025). Acara yang berlangsung kemarin pukul 12.00 WIB hingga selesai tersebut bertempat di Tebing Breksi, Jalan Desa Lengkong, Gunung Sari, Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kolaborasi strategis antara BPOB dan MCEBI ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pariwisata, khususnya di wilayah cakupan BPOB yang meliputi Jawa Tengah dan DIY. Program inkubasi ini diharapkan dapat mendorong UMKM naik kelas dan menciptakan ekosistem bisnis pariwisata yang berkelanjutan.

Salah satu peserta inkubasi, Sifa, pemilik Batik Puspa Laras dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) Semarang, membagikan pengalamannya.

"Kami sudah menempatkan batik Puspa Laras ini di berbagai tempat wisata, salah satunya di Saloka dan Dusun Semilir, serta di beberapa bandara seperti Bandara Ahmad Yani di Semarang," ujar Sifa.

Batik Puspa Laras menonjolkan teknik "mix and match" kain tenun dan ecoprint yang unik. Sifa juga mengungkapkan keberhasilan mereka dalam pameran. "Terakhir kami mengikuti pameran Jateng Fair, dan peminatnya banyak sekali. Kami mendapatkan profit dua juta, dan per bulan kami mendapatkan untung sekitar empat juta dengan omset empat belas juta per bulannya," katanya.

Owner JK Watch, Furkan Azis, memperkenalkan produk jam tangan kayu inovatifnya. "JK Watch ini adalah jam tangan kayu. Kami tidak fokus di jam tangan kayu saja, ada jam dinding kayu dan kacamata kayu," jelas Furkan.

Ia menambahkan bahwa JK Watch memadukan seni berkelanjutan dengan semangat anak muda, diproduksi manual dari limbah kayu, dan mampu memproduksi 100 jam tangan per bulan dengan desain unik.

Dewan juri dari PT Merpati Alam Semesta memberikan pandangan strategis. "Kalau dari sisi supply chain, yang bisa kita lihat adalah, bagaimana caranya kami membuat kamu itu bisa menguasai satu daerah, sehingga biaya pengiriman atau supply chain-nya bisa rendah. Artinya profit kamu semakin tinggi," tutur perwakilan juri, menekankan pentingnya efisiensi.

Prof Muhammad Mufti Mubarok dari Kadin menyoroti potensi peningkatan produktivitas. "Saya sempat ke Kulonprogo karena saya tertarik dan ingin saya scale up, mengapa proses produksinya masih mengandalkan peralatan manual, karena pasti akan kelabakan jika jumlah pesanannya ribuan," kata ProfMufti.

Ia juga menekankan pentingnya konsep custom dan endorse untuk produk souvenir seperti JK Watch. "Kami dari Kadin tentu ingin mendorong UMKM dan entrepreneurship agar naik kelas. Artinya bahwa startup yang mahasiswa lakukan ini sudah ada di jalur yang benar. Kami yang ada di Kadin ingin mendorong bagaimana kolaborasi dan inkubasi serta scale up kembali agar setara dengan bisnis di tingkat nasional," katanya.

Ketua MCEBI, Dr Endang Rudiatin menegaskan tujuan utama program. "Terutama bootcamp kali ini kami ingin betul-betul serius untuk mengatasi pengangguran sarjana, sehingga kita juga ingin mewujudkan cita-cita Bapak Presiden Prabowo yakni kemandirian ekonomi," ungkapnya.

Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur (BPOB), Harfiansa Bimatara menyatakan harapannya untuk keberlanjutan kerja sama. "BPOB sudah berkolaborasi dengan MCEBI dari tahun 2023 hingga 2025. Harapannya terus berlanjut kerja samanya dan bisa menciptakan ekosistem antara pelaku usaha yang masih memulai atau startup atau UMKM ke level berikutnya," kata Harfiansa.

Ia juga berharap pendampingan BPOB bersama MCEBI terus berlanjut untuk menciptakan ekosistem produk wisata di wilayah cakupan BPOB.

Sebagai bentuk apresiasi, seluruh peserta UMKM yang hadir dalam acara ini mendapatkan kenang-kenangan yang diberikan secara simbolis oleh para dewan juri. Untuk kategori juara mahasiswa, terdapat penghargaan Best Proposal, Business Plan, dan Best Video, yang masing-masing mendapatkan kenang-kenangan dan sertifikat dari pihak MCEBI dan BPOB.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement