Proses Seleksi
Sejauh ini, Gus Ipul mengatakan sudah ada proses seleksi untuk calon guru hingga kepala sekolah. Begitu pula dengan calon siswa juga ada seleksi yang dilakukan.
Dia menyebut semua anak dari keluarga miskin utamanya kategori miskin ekstrem bisa bergabung di Sekolah Rakyat tersebut.
“Presiden ingin memberikan kesempatan sekolah bagi keluarga yang miskin. Sebelum di Jogja saya ke Malang bertemu pemimpin daerah menyamakan persepsi penyelengggaraan sekolah rakyat,” kata dia.
"Tidak semua mendaftar bisa menerima. Siapa yang miskin ekstrem, itu yang bisa sekolah. Banyak di sekitar kita. Rumahnya yang tidak layak huni juga dibantu. Anaknya sekolah, orangtua diberdayakan, jadi diurai dengan menyeluruh," tambah Gus Ipul.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo tak menampik bahwa pemilihan Taman Siswa sebagai lokasi penyelenggara Sekolah Rakyat itu karena keterbatasan lahan yang ada. Selain itu, Hasto melihat sekolah Taman Siswa di Kota Yogyakarta merupakan cikal bakal yang kuat agar terwujudnya Sekolah Rakyat.
Hal ini tak terlepas dari turun temurun kecerdasan intelektual, ketrampilan dan karakter yang menjadi pilar utama Taman Siswa dengan Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendahulu.
"Sejak dulu Tamansiswa luar biasa membina hardskill dan softskill. Namun jumlah siswa akhir-akhir ini menurun. Di sini ada SMA, SMK, SMP dan SD yang luas sekali dengan pendopo di depan. Kalau 5 hektare itu ada. Ini belum termasuk yang dimiliki perguruan tinggi. Kami punya mimpi kalau Sekolah Rakyat terwujud, di Kota Yogyakarta bisa cepat, siswa mendapat sekolah gratis," ungkap Hasto.
Lebih lanjut, Hasto juga memastikan sarana dan prasarana Taman Siswa siap digunakan apabila memang akan dijadikan Sekolah Rakyat. Taman Siswa ini dinilainya sudah siap dengan guru mencapai 100 lebih, meja kursi yang siap, akreditasi dan semua ruangan memenuhi persyaratan.
“Kalau direstui Mensos akan sangat luar biasa, kami siap nyengkuyung sekolah Tamansiswa dan Sekolah Rakyat," kata Hasto.