Jumat 13 Jun 2025 11:39 WIB

Hanya 275 dari 700 Lebih Pendaftar Diterima Sekolah Rakyat di DIY

Endang mengungkapkan proses seleksi berjalan cukup ketat.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Penggagas Sekolah Rakyat (SR), Presiden RI Prabowo Subianto
Foto: BPMI Setpres
Penggagas Sekolah Rakyat (SR), Presiden RI Prabowo Subianto

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Antusiasme masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terhadap program pendidikan Sekolah Rakyat (SR) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto sangat tinggi. Namun dari lebih dari 700 pendaftar, hanya 275 siswa yang akhirnya diterima untuk mengikuti pendidikan berasrama tersebut.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih, mengatakan bahwa saat ini proses penetapan calon siswa sudah hampir rampung. Sekitar 425 anak tidak diterima, dikarenakan tidak memenuhi syarat administratif, mengundurkan diri, maupun tidak bersedia mengikuti sistem asrama.

Endang mengungkapkan proses seleksi berjalan cukup ketat karena SR hanya diperuntukkan bagi keluarga miskin yang masuk kategori desil 1 dan 2 dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Selain kriteria ekonomi, aspek kemauan dan komitmen anak serta orang tua juga menjadi faktor penentu utama.

"Ada 700-an pendaftar dengan berbagai seleksinya. Syaratnya orang tidak mampu, kemudian kemauan anak dan orang tua harus sama. Bahwa anak ingin sekolah dan orang tua ingin juga anak sekolah. Karena besok itu modelnya boarding school," kata Endang, Jumat (13/6/2025).

"Kita sudah tahap akan penetapan untuk calon siswa SR. Jadi sudah penetapan sejumlah yang kita terima adalah 275," ucapnya menambahkan.

Endang menyampaikan banyaknya pendaftar yang tidak lolos itu dikarenakan tidak masuk kategori kemiskinan sesuai DTKS. Tim dari Dinsos DIY telah melakukan pendataan langsung ke rumah pendaftar untuk memastikan kondisi sosial ekonomi mereka. Hasil verifikasi menunjukkan sebagian besar pendaftar berada di luar desil 1 dan 2.

Ia juga menyoroti adanya sejumlah calon siswa yang tidak bersedia mengikuti pendidikan berasrama, meski sebelumnya sudah menyatakan kesanggupan. Beberapa dari mereka bahkan menyatakan keinginan bersekolah di tempat lain, atau justru tidak ingin melanjutkan pendidikan sama sekali.

Selain itu, Dinsos DIY mencatat adanya gelombang pengunduran diri saat proses seleksi berjalan. Setidaknya ada sekitar 26 pendaftar yang mundur secara sukarela, sebagian besar karena tidak ingin tinggal di asrama.

"Kita sudah menyampaikan semua hal, sudah mengajak, memberi masukan, dorongan, memberi semangat tapi tetap (ada yang) tidak berkenan, tidak bisa kita memaksa digeret nggak bisa. Kemarin pun ada yang mengundurkan diri 26-an (saat mendaftar)," ungkapnya.

Nantinya, dari total siswa yang diterima, 200 orang akan ditempatkan di lokasi SR di Sonosewu, Kasihan, Kabupaten Bantul, dan 75 lainnya di SR yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman. Ke-275 siswa yang diterima ini berasal dari seluruh kabupaten kota di DIY.

Endang memastikan peluncuran resmi Sekolah Rakyat di DIY direncanakan berlangsung pada Juli mendatang, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru secara nasional.  Konsep pendidikan yang akan diberikan pada sekolah ini akan menekankan pada pendidikan karakter serta pelatihan keahlian, agar lulusannya memiliki bekal kerja meski tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

"Insyaallah Juli (dimulai), karena tahun ajaran baru," kata dia.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement