Ahad 04 May 2025 16:33 WIB

Mensos Beberkan Skema Sekolah Rakyat, Seleksi Murid Tanpa Tes Akademik

saat ini sudah ada 53 titik yang ditindaklanjuti untuk renovasi,

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (tengah) mengunjungi SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan, Mergangsan, Kota Yogyakarta yang diusulkan sebagai lokasi penyelenggara Sekolah Rakyat di Kota Yogyakarta.
Foto: Wulan Intandari
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (tengah) mengunjungi SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan, Mergangsan, Kota Yogyakarta yang diusulkan sebagai lokasi penyelenggara Sekolah Rakyat di Kota Yogyakarta.

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Skema penyelenggaraan Sekolah Rakyat yang merupakan program gagasan Presiden Prabowo Subianto terus dimatangkan oleh pemerintah. Menteri Sosial Saefullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul mengatakan Sekolah Rakyat akan menampung siswa dari jenjang SD, SMP hingga SMA.

Program ini dirancang untuk memberikan pendidikan berasrama selama 24 jam penuh bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, tanpa melalui seleksi akademis. Dalam hal ini, Gus Ipul menegaskan bahwa syarat awal berupa seleksi administratif memiliki ketentuan anak-anak yang berhak mendaftar Sekolah Rakyat adalah termasuk dalam Desil 1 dan 2 menurut Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).

Nantinya akan dilakukan tahap verifikasi-validasi berupa home visit atau kunjungan langsung ke rumah calon peserta didik dengan menerjunkan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang akan mendampingi lurah, camat dan petugas BPS setempat. Sementara hasil tinjauan selanjutnya akan diparaf langsung oleh bupati/wali kota di wilayah masing-masing.

"Tidak ada tes akademik, yang ada hanya tes kesehatan dan administrasi," kata Gus Ipul saat meninjau SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Sabtu (3/5/2025), malam.

"Setelah itu (rangkaian seleksi) ada pemetaan kemampuan. Karena latar belakang siswanya berbeda-beda, mau disetarakan dulu, setelah itu, nanti baru proses pembelajarannya dimulai," ucapnya menambahkan.

Tak Hanya Pendidikan Formal

Dia menjelaskan Sekolah Rakyat hadir sebagai solusi pendidikan inklusif tanpa hambatan seleksi akademik. Nantinya tidak hanya menyelenggarakan pendidikan formal, tetapi juga memberikan pendidikan karakter secara menyeluruh dan pembinaan sepanjang hari.

"Ini akan jadi prototipe. Ada pendidikan formal siang hari dan pendidikan karakter malam hari," ujarnya.

Menurut Mensos, saat ini sudah ada 53 titik yang ditindaklanjuti untuk renovasi, sementara 80 titik lain sedang disurvei Kementerian PUPR. Adapun secara keseluruhan, pemerintah menargetkan pembangunan 200 titik baru Sekolah Rakyat pada tahun ini yang menggunakan dana APBN dan partisipasi swasta. Targetnya, tahun ajaran 2025–2026 program ini mulai berjalan. 

Gus Ipul juga menyampaikan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah sedang merekrut guru dan kepala sekolah untuk program ini.

"Saya mendapatkan kabar, sudah ada 500 lebih kepala sekolah yang memang dari data yang dimiliki Kemendikdasmen layak untuk menjadi kepala sekolah di lingkungan Sekolah Rakyat," tutupnya.

Respons Usulan Taman Siswa Jadi Sekolah Rakyat di Yogya

Dalam kesempatan ini, Gus Ipul mengatakan kunjungan ini untuk menilai kesiapan fasilitas dan dukungan dari pihak sekolah sebagai calon lokasi pelaksanaan program pendidikan gratis bagi masyarakat miskin. Taman Siswa menjadi lokasi yang diusulkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melaksanakan program Sekolah Rakyat tersebut.

SMA Tamansiswa sendiri sudah siap digunakan sebagai sekolah rakyat. SMA ini sudah memiliki sarana dan prasarana, serta para pengajar yang siap mendukung program ini.

Kendati begitu, Gus Ipul menyampaikan kelayakan lokasi ini akan disurvei lebih lanjut oleh  disurvei oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Sekarang kita melihat asetnya dari Pemkot. Ini sebagai penyelenggaraan sekolah rakyat di Jogja. Nanti disurvei karena yang menilai layak dan tidaknya sekolah rakyatnya dari kami dan Kementerian Pekerjaan Umum," ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo berharap pemilihan Taman Siswa sebagai lokasi penyelenggara Sekolah Rakyat itu dapat diterima oleh pemerintah pusat karena keterbatasan lahan yang ada. Menurutnya, SMA Tamansiswa sudah sangat siap dari segi fasilitas maupun tenaga pendidik. Selain itu, Hasto melihat sekolah Taman Siswa di Kota Yogyakarta merupakan cikal bakal yang kuat agar terwujudnya Sekolah Rakyat.

"Kami sangat mendukung dan berharap SMA Tamansiswa benar-benar menjadi bagian dari Sekolah Rakyat, melanjutkan cita-cita Ki Hajar Dewantara dalam memajukan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat," kata Hasto.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Tamansiswa, Ki Saur Panjaitan, menyatakan pihaknya menyambut baik program tersebut dan siap bersinergi dengan Kementerian Sosial serta Pemerintah Kota Yogyakarta. "Tamansiswa membuka pintu selebar-lebarnya untuk kerja sama (Sekolah Rakyat) ini,” ujar Ki Saur Panjaitan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement