Rabu 28 Jun 2023 20:17 WIB
Lentera

Sebaik-baik Bekal  

Bekal yang telah dimiliki saat memutuskan S3 menjadi pertimbangan penting.

Red: Fernan Rahadi
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami*

REJOGJA.CO.ID, Empat rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan dalam ibadah haji, yakni tarwiyah, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah pada tahun 1444 Hijriyah telah dimulai pada hari Senin, 26 Juni 2023 yang lalu. Hari Selasa 27 Juni 2023 kemarin, para jamaah haji kemudian melaksanakan wukuf di Arafah sampai sore dan berpindah untuk bermalam di daerah Muzdalifah.

Hari Rabu ini, 28 Juni 2023 para jamaah haji mulai melaksanakan pelemparan jumrah aqabah. Kembali berbagai berita pelaksanaan ibadah haji tahun 1444 Hijriyah ini, baik melalui internet ataupun televisi kembali membangkitkan memori saya saat pelaksanaan ibadah haji empat tahun yang lalu.

Tidak dimungkiri bahwa kemajuan teknologi, seperti perekaman gambar, suara, video, dan sarana komunikasi seperti grup WhatsApp semakin mempermudah untuk kembali mengingat kejadian di masa lalu. Saling berbagi gambar atau video melalui grup komunikasi semakin dapat mengingatkan berbagai kejadian yang dilalui bersama.

Lamanya waktu saat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji tentu semakin menggoreskan banyak kenangan. Walau rangkaian wajib ibadah haji dapat diselesaikan dalam waktu lima hari, tapi pelaksanaannya pada umumnya dilakukan dalam durasi yang lebih lama bergantung dengan jenis program haji yang diambil.

Program haji reguler memiliki durasi paling lama, yakni sampai dengan 40 hari. Sedangkan haji plus memiliki durasi kurang lebih 25 hari, dan haji furoda memiliki durasi berkisar 16-25 hari.

Lamanya waktu tunggu program haji reguler di Indonesia saat ini menjadikan haji plus dan haji furoda sebagai pilihan sebagian masyarakat dalam berhaji. Walau memiliki perbedaan biaya yang cukup besar, namun tampak dari berbagai berita bahwa peminat haji nonreguler saat ini cukup banyak. Tentu setiap orang akan memiliki pertimbangan tersendiri dalam mengambil keputusan pemilihan program haji. Tidak dimungkiri bahwa waktu dan biaya merupakan variabel utama yang menentukan dalam keputusan pemilihan program haji.

Lamanya waktu tunggu program haji reguler atau besarnya biaya program haji plus dan haji furoda ini juga disebut pada akhirnya banyak yang memutuskan untuk melakukan ibadah umrah saja.

Terbatasnya opsi dan variabel yang dapat digunakan dalam penentuan suatu keputusan terkadang mengharuskan seseorang untuk mengambil jalan yang lain. Hal ini juga teramati saat saya ditugaskan untuk menjadi pendamping penyusunan proposal disertasi bidang Informatika dan Komputer yang diselenggarakan oleh APTIKOM Provinsi DIY, pada hari Sabtu (23/06/2023) dan Ahad (24/06/2023) yang lalu. Sebanyak tujuh pendamping yang diberikan tugas dari APTIKOM Provinsi DIY, dimana enam berasal dari Universitas Gadjah Mada dan saya dari Universitas Amikom Yogyakarta, yang masing-masing memiliki peminatan topik penelitian yang berbeda.

Sebanyak 48 dosen yang berasal dari 29 Perguruan Tinggi mendaftarkan diri sebagai peserta. Banyaknya jumlah pendaftar tersebut menunjukkan bahwa minat dosen untuk melanjutkan studi lanjut S3 cukup besar. Berbagai alasan yang disampaikan oleh peserta saat ditanya mengapa ingin melanjutkan studi lanjut S3.

Berbagai variabel juga diungkapkan dalam mempertimbangkan pemilihan universitas dan topik penelitian yang direncanakan dalam disertasi. Semakin banyaknya universitas yang membuka program doktoral dan meluasnya penggunaan Informatika dan Komputer di banyak bidang menjadikan semakin banyak pula pilihan universitas dan topik penelitian yang dapat diambil oleh para calon mahasiswa S3. Namun demikian adanya berbagai syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh studi S3 maka kuliah jenjang akademik tertinggi ini mengharuskan setiap mahasiswa S3 memiliki kecukupan bekal.

Bekal apa yang telah dimiliki saat memutuskan untuk studi lanjut S3 menjadi pertimbangan penting dalam menentukan universitas yang dituju dan khususnya topik penelitian yang dipilih. Setiap individu dipastikan memiliki bekal yang berbeda dan masing-masing dapat memuat berbagai variabel dengan beragam parameter. Bagaimana menyusun berbagai variabel untuk menjadi formula yang tepat tentu masing-masing individu dapat berbeda dalam memerlukan upaya dan usaha. Ikut serta dalam kegiatan pendampingan proposal penulisan disertasi merupakan salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mencukupkan bekal yang dimiliki. 

Sebuah ayat dari Surat Al Baqarah, yakni  ayat ke-197 yang sangat dikenal bagi mereka yang menjalankan haji dapat menjadi pengingat pentingnya bekal, "(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!"  Wallahu a’lam. 

 

*Wakil Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Amikom Yogyakarta

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement