Rabu 11 Jun 2025 08:15 WIB
Lentera

Mendukung Talenta Muda dengan Ekosistem yang Kuat

Keberadaan ekosistem riset yang memadai adalah sebuah keniscayaan.

Red: Fernan Rahadi
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami (Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta)

REJOGJA.CO.ID, Kamis, 5 Juni 2025 menjadi momen yang sangat istimewa bagi putri kedua kami, Najwa Rashika Az-zahra Raharema. Hari itu, untuk pertama kalinya, ia melakukan perjalanan ke luar negeri seorang diri menuju Amerika Serikat.

Najwa lepas landas dari Indonesia pada pukul 21.00 WIB dan tiba di Bandara Internasional George Bush, Houston, pada Jumat pukul 12.40 waktu setempat. Dengan durasi perjalanan hampir 28 jam, ini bukan sekadar penerbangan panjang, tetapi juga tonggak awal dalam perjalanan hidup dan pengalamannya yang berharga.

Keberangkatan Najwa ke Negeri Paman Sam berawal dari kiprahnya di Unit Kegiatan Mahasiswa Aksantara ITB, sebuah UKM yang bergerak di bidang pengembangan dan riset Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Melalui keterlibatannya di Aksantara, Najwa aktif mengikuti berbagai proyek inovatif dan kompetisi teknologi, termasuk di bidang rocketry.

Kolaborasi antara Aksantara ITB dan Yayasan Lighthouse Indonesia akhirnya membuka jalan bagi Najwa untuk terbang ke Amerika Serikat, menjalin jejaring internasional, serta memperluas wawasan dan pengalamannya di bidang teknologi rocketry.

Didirikan pada tahun 2022 oleh dua tokoh diaspora Indonesia, Ari Sufiati dan Dian Lir Widhiati, Yayasan Indonesia Lighthouse berbasis di Texas, Amerika Serikat. Sejak awal berdirinya, yayasan ini secara konsisten berperan sebagai jembatan yang membuka akses bagi mahasiswa Indonesia untuk meraih pengalaman pembelajaran berskala internasional.

Kunjungan Najwa ke Amerika Serikat selama 14 hari merupakan bagian dari upaya tersebut. Perjalanan ini tidak hanya menjadi pengalaman pribadi yang berharga, tetapi juga relevan dengan bidang studi yang ia tekuni, yaitu Aerospace Engineering, sebuah disiplin ilmu yang telah menarik minat Najwa sejak masa SMA.

Tidak diragukan lagi bahwa Amerika Serikat sendiri merupakan salah satu rujukan utama dalam pengembangan teknologi luar angkasa, terutama teknologi roket. Bersama Rusia, negara ini menjadi pelopor dengan sejarah panjang dan kontribusi besar dalam eksplorasi luar angkasa. Kunjungan ini tentu menjadi kesempatan emas bagi Najwa untuk dapat memperluas wawasan dan jejaring, serta menyerap langsung ilmu dari negeri yang telah lama menjadi simbol kemajuan teknologi antariksa.

Perjalanan Najwa ke Amerika Serikat kali ini tak lepas dari kilas balik pencapaian penting yang ia raih pada tahun 2022, ketika berhasil mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Rusia untuk menempuh studi bidang Aerospace Engineering di Bauman Moscow State University, salah satu institusi teknik terkemuka dunia.

Kemajuan pesat teknologi roket saat ini diyakini didorong pesat oleh kehadiran Artificial Intelligence (AI). Sebuah bidang ilmu yang bisa masuk ke berbagai bidang ilmu dan teknologi lainnya. Universitas Amikom Yogyakarta yang memiliki tiga fakultas dan 17 program studi juga serius dalam integrasi AI ke bidang-bidang ilmu di setiap program studi. Pencirian dalam setiap program studi didukung dengan kehadiran AI bertujuan untuk memperkuat kompetensi yang dimiliki oleh lulusan.

Keberhasilan perusahaan-perusahaan seperti SpaceX dan Blue Origin dalam menciptakan roket yang dapat digunakan kembali, telah menginspirasi banyak perusahaan lain di seluruh dunia. Tak terkecuali dari Asia, sebuah perusahaan swasta asal Tiongkok, Space Epoch, baru-baru ini berhasil mendaratkan booster roket di laut menjadi pencapaian teknis yang mengesankan dalam menandai era baru dalam industri luar angkasa di Asia. Tampak bahwa pengembangan teknologi antariksa saat ini tidak lagi didominasi oleh negara. Kehadiran perusahaan-perusahaan swasta mampu berinovasi dan mempercepat kemajuan di bidang eksplorasi luar angkasa ini.

Keberhasilan berbagai negara dan aktor swasta tersebut tentu harus menjadi pemicu semangat dan dorongan kuat bagi Indonesia yang saat ini pengembangan teknologi luar angkasanya masih belum mendapat banyak perhatian. Kehadiran sumber daya baik manusia dan teknologi yang besar, ekosistem yang mendukung menjadi sangat dibutuhkan dalam pengembangan di bidang ini.

Untuk itu penggalian potensi talenta muda seperti Najwa, dukungan Indonesia Lighthouse serta keberadaan ekosistem riset yang memadai adalah sebuah keniscayaan. Bukan tidak mungkin Indonesia juga dapat mengambil peran yang lebih besar dalam pengembangan teknologi antariksa di masa depan.

Kebutuhan adanya sumber daya, kolaborasi dan ekosistem yang mendukung ini tampak jelas diisyaratkan dalam Alquran di ayat 33-34 surat Ar Rahman, “Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?“ Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement