Rabu 07 May 2025 09:08 WIB
Lentera

Sebaik-baik Perguruan Tinggi

Peluncuran program bernama Kampus Berdampak menjadi tantangan baru Perguruan Tinggi.

Red: Fernan Rahadi
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami (Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta)

REJOGJA.CO.ID, Angka jumlah penonton film Jumbo masih terus bertambah yang disebut telah mendekati angka 9 juta. Sebuah pencapaian yang luar biasa dari film animasi garapan anak bangsa. Kesuksesan film Jumbo dalam meraup jumlah penonton merupakan hasil yang patut diacungi jempol.

Keberhasilan dalam menarik besarnya jumlah penonton tersebut tentu diharapkan juga memberikan dampak positif, baik bidang perfilman maupun lainnya. Apakah keberhasilan film Jumbo ini mampu menggairahkan industri animasi? Waktu tentu yang akan menjawabnya.

Penilaian dampak dari suatu proses atau kegiatan tidak dimungkiri merupakan hal yang tidak mudah. Mengidentifikasi dan mengukur suatu dampak cenderung lebih sulit dibandingkan menilai hasil atau luaran dari suatu proses.

Peluncuran program bernama Kampus Berdampak yang bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2025 lalu tentu menjadi tantangan baru bagi Perguruan Tinggi. Harapan bahwa kampus harus mampu memberikan dampak dan mendorong terjadinya kemajuan di berbagai bidang menjadi tugas bersama civitas akademika.

Kampus harus menjadi pemantik dalam menghadirkan perubahan positif di bidang Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, serta Pengabdian kepada Masyarakat. Jargon baru yang meneruskan program Kampus Merdeka sebelumnya ini tentu harus segera disikapi oleh seluruh pemangku kepentingan di Perguruan Tinggi.

Perguruan Tinggi dituntut terus berupaya untuk dapat meningkatkan dampak positif pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diembannya. Hal tersebut tentu membutuhkan peran bersama dari seluruh civitas akademika yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi. Sinergi dan kolaborasi dari seluruh dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat menjadi mutlak harus dilakukan.

Bagaimana melakukan identifikasi, pengukuran, dan penilaian atas dampak yang dihasilkan oleh Tri Dharma yang diemban Perguruan Tinggi menjadi mutlak harus segera dirumuskan. Berbagai indikator yang digunakan untuk mengukur dampak, baik dalam instrumen akreditasi, evaluasi kinerja dosen, maupun konteks lainnya perlu terus ditingkatkan dari segi kualitas dan cakupannya.

Sitasi merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai dampak dari publikasi penelitian dosen. Namun demikian, perlu disadari bahwa masih terdapat celah yang dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi pengukuran indikator ini. Relasi kuasa, misalnya, kerap digunakan untuk merekayasa jumlah sitasi.

Alih-alih tumbuh secara alami, praktik pemaksaan sitasi dari suatu publikasi masih kerap dijumpai. Demikian pula dalam berbagai contoh lainnya yang menunjukkan bahwa upaya perbaikan dalam identifikasi dan pengukuran dampak masih sangat dibutuhkan.

Identifikasi dan pengukuran suatu dampak juga disinggung dalam acara Bedah Laporan Evaluasi Diri Akreditasi Program Studi LAM INFOKOM yang dilakukan oleh pengurus pusat IndoCEISS yang dilaksanakan pada 3 Mei 2025 lalu. Kehadiran kampus dengan dampak positif menjadi harapan bersama yang tentu memerlukan banyak usaha dan upaya dari seluruh pemangku kepentingan.

Berdirinya suatu Perguruan Tinggi dapat dipastikan memberikan dampak di banyak bidang dan secara berkelanjutan harus ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Universitas Amikom Yogyakarta contohnya, sebagai kampus yang telah berdiri sejak tahun 1994 tentu telah memberikan banyak dampak bagi masyarakat. Upaya koreksi dan perbaikan diri agar senantiasa mampu memberikan dampak positif terus dilakukan oleh Universitas Amikom Yogyakarta.

Tajuk baru Kampus Berdampak dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Perguruan Tinggi untuk terus berkontribusi nyata ke masyarakat. Seluruh pemangku kepentingan Perguruan Tinggi harus menjadi bagian dalam memberikan dampak positif. Sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” dapat menjadi pedoman dalam upaya memberikan dampak positif bagi sesama.

Pesan ini selaras dengan surat Ali ‘Imran ayat 110, yang menegaskan peran mulia umat Islam, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." Wallahu a’lam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement