
Oleh : Prof Ema Utami (Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Amikom Yogyakarta)
REJOGJA.CO.ID, Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, tanggal 20 Mei 2025, kami berpartisipasi dalam Seminar Hasil Program Kosabangsa Tahun Pelaksanaan 2024 yang diselenggarakan di Makassar. Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa) merupakan sebuah program hibah di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang diinisialisasi sejak tahun 2022.
Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa) bertujuan utama untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera melalui sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Program ini difokuskan pada penerapan inovasi dan teknologi yang tepat guna guna memberikan dampak nyata bagi masyarakat, serta mendorong kemandirian dan pemberdayaan komunitas secara berkelanjutan. Universitas Amikom Yogyakarta berhasil memperoleh kepercayaan sebagai Perguruan Tinggi pelaksana dalam program pendanaan Kosabangsa pada tahun 2024.
Tidak dapat dimungkiri bahwa Perguruan Tinggi kerap kali diasosiasikan dengan posisi elitis yang terisolasi dari realitas sosial, sering disebut sebagai berada di 'menara gading' yang memiliki jarak dengan masyarakat. Program Kosabangsa menjadi salah satu mekanisme dalam “menurunkan” Perguruan Tinggi dari ‘menara gading’ untuk bisa menjadi lebih dekat dengan kebutuhan nyata masyarakat.
Tiga kewajiban atau sering disebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Kepada Masyarakat sebenarnya cukup jelas terlihat bahwa Perguruan Tinggi bukanlah ‘menara gading’ karena peran Perguruan Tinggi sangat dekat dan relevan dengan kehidupan sosial. Namun demikian, berbagai faktor, seperti pesatnya perkembangan teknologi dan dinamika sosial, kerap menyebabkan Perguruan Tinggi tampak terpisah dari masyarakat. Dalam konteks inilah, Program Kosabangsa hadir sebagai salah satu mekanisme strategis untuk mendekatkan Perguruan Tinggi dengan masyarakat, sekaligus memperkuat pelaksanaan Tri Dharma secara lebih konkret dan berkelanjutan.
Penelitian yang dilakukan oleh para dosen, apabila selaras dengan perkembangan teknologi, memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Melalui Program Kosabangsa, potensi tersebut dapat diimplementasikan secara konkret. Pada tahun 2024, Universitas Amikom Yogyakarta dipercaya sebagai Perguruan Tinggi pelaksana dalam Program Kosabangsa, dengan Universitas AKPRIND Indonesia bertindak sebagai Perguruan Tinggi pendamping. Memasuki tahun 2025, seiring dengan peningkatan klaster Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Amikom Yogyakarta memperoleh kesempatan untuk berperan sebagai Perguruan Tinggi pendamping. Hal ini membuka peluang bagi para dosen Universitas Amikom Yogyakarta untuk mengimplementasikan hasil-hasil penelitian mereka secara langsung kepada masyarakat melalui Program Kosabangsa di tahun 2025.
Dosen kembali memegang peranan strategis sebagai aktor utama dalam mendukung pelaksanaan Program Kosabangsa. Oleh karena itu, persyaratan yang harus dipenuhi, baik untuk menjadi ketua maupun anggota tim pendamping, perlu mendapatkan perhatian serius. Selain itu, ketersediaan teknologi dan inovasi dari Perguruan Tinggi pendamping yang siap untuk diterapkan di masyarakat juga menjadi faktor krusial dalam keberhasilan program ini. Peluncuran slogan baru 'Diktisaintek Berdampak' oleh Kemdiktisaintek pada 2 Mei 2025 memberikan arah baru bagi Perguruan Tinggi dalam menyesuaikan pelaksanaan Tri Dharma. Penyesuaian arah penelitian agar mampu menghasilkan inovasi dan teknologi yang berdampak langsung pada masyarakat kini menjadi suatu keharusan.
Sebagai Universitas yang belum memiliki program studi di bidang keteknikan, Universitas Amikom Yogyakarta menghadapi tantangan tersendiri dalam mengembangkan inovasi yang aplikatif di masyarakat. Tantangan ini tentu menjadi tanggung jawab kolektif seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Universitas. Namun, dengan reputasi yang telah dibangun dalam bidang teknologi informasi, Universitas Amikom Yogyakarta memiliki potensi besar yang perlu terus diperkuat dan dioptimalkan.
Kolaborasi lintas program studi serta upaya strategis untuk memaksimalkan keunggulan yang dimiliki menjadi langkah penting agar Universitas dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Pemanfaatan potensi ini juga selaras dengan nilai-nilai spiritual, sebagaimana diisyaratkan dalam Alquran, antara lain dalam Surah An-Naml ayat 20–22, yang mengajarkan pentingnya menggali potensi, melakukan pengamatan yang cermat, dan mengambil peran aktif dalam menyelesaikan persoalan, “Dia (Sulaiman) memeriksa (pasukan) burung, lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hudhud? Ataukah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”Tidak lama kemudian (datanglah Hudhud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita penting yang meyakinkan (kebenarannya.)” Wallahu a’lam.