Sabtu 05 Jul 2025 08:46 WIB

Banjir Rob di Sayung Demak Bertahun-tahun, Luthfi: Alam tidak Bisa Dilawan

Rob Sayung merupakan salah satu isu yang dihadapi Provinsi Jateng

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Foto udara kondisi Perumahan Tahap III Sriwulan terisolasi ketika air pasang tinggi merendam akses jalan keluar-masuk perumahan di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/6/2025). Organisasi nirlaba perubahan iklim Climate Central melalui proyeksi citra satelit terhadap kenaikan permukaan air laut tahunan, memprediksi wilayah pesisir utara Kabupaten Demak terancam hilang tenggelam oleh air laut pada tahun 2030 akibat terdampak abrasi, penurunan permukaan tanah disertai banjir limpahan air laut ke daratan (rob) dampak dari krisis iklim.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara kondisi Perumahan Tahap III Sriwulan terisolasi ketika air pasang tinggi merendam akses jalan keluar-masuk perumahan di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/6/2025). Organisasi nirlaba perubahan iklim Climate Central melalui proyeksi citra satelit terhadap kenaikan permukaan air laut tahunan, memprediksi wilayah pesisir utara Kabupaten Demak terancam hilang tenggelam oleh air laut pada tahun 2030 akibat terdampak abrasi, penurunan permukaan tanah disertai banjir limpahan air laut ke daratan (rob) dampak dari krisis iklim.

REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi mengungkapkan, masalah rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, telah berlangsung selama hampir 10 tahun. Menurutnya, rob Sayung adalah fenomena alam yang tak bisa dilawan.

Luthfi mengatakan, rob Sayung merupakan salah satu isu yang dihadapi Provinsi Jateng. "(Rob) Sayung ini sudah menjadi tradisi. Ini awal mulanya kan air; air ini ada yang bisa kita lawan, ada yang tidak bisa kita lawan," ujarnya saat berpidato di acara Rembug Bareng Gubernur Jateng dengan Pimpinan Media yang digelar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Rabu (2/7/2025).

Luthfi menerangkan, sejak dia masih menjabat kapolda Jateng, Sayung sudah menjadi daerah langganan rob. "Sayung ini sudah hampir 10 tahun yang lalu begitu. Masyarakat kita sudah terbiasa," ucapnya.

Menurut Luthfi, penanganan rob di Sayung dapat dibagi ke dalam jangka pendek dan panjang. Dia mengatakan, proyek pembangunan tanggul laut di pesisir utara Jawa menjadi solusi jangka panjang untuk persoalan rob Sayung.

"Di Sayung ini, yang bisa menjawab masalah (rob) ini adalah tanggul laut atau giant sea wall. Tanggul laut untuk wilayah Demak ini sudah dianggarkan oleh pemerintah pusat sejak 2022, zamannya Pak Ganjar (Pranowo)," ucap Luthfi.

Dia menambahkan, saat ini tanggul laut sedang dibangun karena terintegrasi dengan proyek Tol Semarang-Demak. Luthfi mengatakan, dalam proyek tersebut, pemerintah juga akan membangun kolam retensi di daerah Demak bernama "Sriwulan". Kolam bakal memiliki luas 36 hektare dan mampu menampung 1,7 juta liter air.

Luthfi mengungkapkan, kolam retensi seluas 306 hektare pun akan dibangun di daerah Terboyo, Kota Semarang. Kolam tersebut dipredksi dapat menampung 6,1 juta liter air. Luthfi optimistis, kedua kolam retensi bisa mengatasi persolan rob di Semarang dan Sayung. "Begitu (kedua kolam retensi) ini selesai, tidak akan ada lagi rob," ujarnya.

Sementara penanganan jangka pendek untuk masalah rob Sayung, Pemprov Jateng menempatkan mesin pompa penyedot air ke sejumlah desa. "Di seluruh 22 desa (terdampak rob) saya kasih pompa," kata Luthfi.

Luthfi juga telah memerintahkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jateng untuk terjun ke Sayung. "Pertanyaannya, meskipun seluruh OPD ke sana, apakah robnya berhenti? Tidak berhenti rob, karena itu adalah alam yang tidak bisa kita lawan," ucapnya

Dia mengatakan, saat ini Pemprov Jateng juga sudah memiliki program "Mageri Segoro (memagari laut)". Lewat program tersebut, Pemprov Jateng mengajak berbagai elemen masyarakat untuk melakukan penanaman mangrove di wilayah pesisir.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement