Senin 05 May 2025 21:18 WIB

Pedagang Kelontong Asal Kediri Berangkat Haji Setelah 16 Tahun Menabung Rp 20 Ribu Sehari

Jamaah haji itu menabung selama belasan tahun di sebuah kotak kayu.

Red: Karta Raharja Ucu
Petugas membantu jamaah calon haji.
Foto:

Harapan di Makkah

Sri Dewi mendaftar haji secara mandiri, tanpa suaminya. Suaminya sudah lebih dulu menunaikan ibadah haji, sebelum meninggal dunia. Saat itu, uang yang mereka miliki hanya cukup untuk satu orang, sehingga keduanya sepakat untuk berangkat secara bergantian.

Kini, ia berangkat seorang diri, tanpa didampingi anak-anak maupun cucu-cucunya. Meski demikian, ia tetap merasa tenang. Rasa syukurnya, bahkan semakin besar, karena bisa melanjutkan perjalanan suci yang pernah ditempuh suaminya. Ia pun telah menyiapkan doa-doa khusus untuk keluarganya.

Di Tanah Suci Makkah, dia akan berdoa semoga anak-anaknya dan cucu-cucu juga dapat melaksanakan ibadah haji, atau setidaknya bisa berumrah dulu. Sri Dewi telah berangkat pada Sabtu (3/5), pukul 14.20 WIB bersama rombongan Kloter 5 Embarkasi Surabaya. Di antara ratusan calon jamaah lain yang kebanyakan didampingi keluarga, Sri tampak sendiri, namun tidak merasa sepi. Baginya, ini adalah perjalanan jiwa, yang selama ini ia jalani dalam diam dan kesabaran.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur Akhmad Sruji Bahtiar menyebut semangat Sri Dewi sebagai hal yang luar biasa dalam upayanya menyempurnakan keislaman melalui ibadah haji. Kisah Sri Dewi menunjukkan bahwa ibadah haji bukan semata-mata persoalan finansial. Tidak ada jaminan bahwa orang kaya pasti bisa berangkat, sementara mereka yang belum berkecukupan pun tetap memiliki peluang. Semangat dan kemauan yang kuat menjadi faktor utama, seperti yang ditunjukkan Sri Dewi yang disiplin menabung setiap hari selama bertahun-tahun.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya ini mengimbau jamaah haji, khususnya dari kloter awal, untuk menjaga kesehatan selama berada di tanah suci. Suhu udara yang bisa mencapai 48 derajat Celsius membutuhkan perhatian ekstra, termasuk dengan cukup istirahat, banyak minum air, dan mengonsumsi makanan serta buah-buahan yang telah disiapkan oleh pemerintah.

Sri Dewi mungkin tidak meminta sorotan, tidak pernah berniat menjadi contoh. Namun kisah hidupnya telah berbicara lebih lantang dari sekadar kata-kata. Bahwa ibadah haji tidak hanya milik orang berada, tapi juga hak bagi siapa saja yang berusaha dengan sungguh-sungguh. Sebuah kotak kayu di sudut rumah pun bisa menjadi jalan menuju Baitullah, jika diisi dengan niat tulus dan sabar.

sumber : Antara
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement