Selasa 18 Mar 2025 13:34 WIB

10 Cara Seru Membangun Kebersamaan Keluarga di Ramadhan

Ramadhan menjadi kesempatan untuk merawat hubungan dengan keluarga.

Red: Dwi Murdaningsih
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur (PWA Jatim) Rukmini Amar.
Foto: istimewa
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur (PWA Jatim) Rukmini Amar.

REJOGJA.CO.ID, SIDOARJO - Bulan Ramadhan tak hanya sebagai momen untuk menyucikan diri sendiri saja, tapi juga menjadi kesempatan untuk merawat hubungan dengan keluarga. Sebab, di bulan ini adalah momen ditutupnya pintu neraka, para setan yang dibelenggu, dan dibukanya pintu keberkahan.

Hal tersebut disampaikan oleh ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur (PWA Jatim) Rukmini Amar saat mengisi kajian Ramadhan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Kamis (13/3/2025).

“Salah satu kunci masuk ke surga adalah dengan birrul walidain. Malaikat jibril sangat kecewa dengan manusia yang masih memiliki kesempatan hidup bersama orang tua, tapi tidak bisa masuk surga,” kata dia.

Menurutnya Ramadhan juga merupakan Madrasah Ilahiyyah, yaitu kesempatan untuk mengajarkan banyak pelajaran penting untuk meningkatkan keimanan.

“Tujuan pernikahan adalah menciptakan suasana yang tenang dan agamis, sesuai dengan sakinah dalam Surat Ar Rum ayat 21,” jelasnya.

Bangun Keluarga Harmonis Saat Ramadhan

Rukmini menjelaskan sepuluh cara menjaga kebersamaan dalam keluarga agar semakin harmonis.

Yang pertama yaitu melakukan aktivitas keagamaan bersama. Menurut Rukmini, keluarga memang harus memiliki program ini. Misalnya membiasakan menghafal satu ayat setiap waktu subuh. Selain membangun hubungan dengan keluarga, kebiasaan ini juga bisa menambah pengetahuan baru terkait ayat-ayat Alquran.

“Pada saat Ramadhan, orang tua juga bisa mengajak anak-anak untuk melakukan tadarus bersama. Mungkin setelah subuh, sembari menanti bedug maghrib, atau setelah tarawih," ucap dia.

Kebiasaan kedua, adalah dengan membiasakan makan bersama, bisa ketika sahur maupun berbuka. Ini merupakan aktivitas yang sederhana, namun ketika dibiasakan akan memberikan value lebih antar keluarga.

“Jadi walaupun tidak berbicara, tapi pasti ada momen suara itu muncul. Entah itu mencari kerupuk misalnya, atau mengomentari tentang makanan yang dihidangkan,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement