REJOGJA.CO.ID, Oleh: dr Astika Cahyarani, MKM (Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Aisyiyah Yogyakarta)
Ramadhan, bulan penuh berkah telah tiba. Di tengah segala kesibukan dan hiruk pikuk aktivitas sehari-hari, kehadiran Ramadhan seakan-akan meredam segala kepenatan rutinitas harian. Besarnya kasih sayang Allah SWT pada hambanya dibuktikan bahwa setiap perintah-Nya yang notabene diiming-imingi dengan pahala di akhirat, sebenarnya adalah sebuah aturan yang kebaikannya kembali kepada manusia tidak hanya di akhirat saja, tetapi di dunia juga.
Perintah untuk berpuasa juga memberikan banyak hikmah yang dapat dinikmati di dunia, seperti ketenangan batin, kemampuan mengelola stressor, kemampuan mengendalikan diri atau kontrolinternal yang baik, dan bahkan kesehatan fisik.
Berbagai penelitian tentang puasa menunjukkan bahwa puasa memberikan manfaat dalam memperbaiki fungsi fisiologis, meningkatkan kinerja, serta mampu memperlambat proses penuaan dan perkembangan penyakit (1).
Di samping itu, juga ditemukan bahwa puasa memiliki peran pada pencegahan serta terapi pada gangguan neurodegeneratif (2). Kebiasaan berpuasa yang pada dasarnya melibatkan proses pembatasan kalori, pembatasan asupan, bahkan pembatasan waktu makan ternyata memberikan dampak positif terhadap penundaan, pencegahan dan pengobatan terhadap benyak penyakit degeneratif seperti kanker dan penuaan (3).
Dengan berbagai jalur manfaat yang diberikan, maka kebiasaan puasa menjadi sangat erat kaitannya dengan kesehatan, pencegahan berbagai macam penyakit, dan usia yang panjang.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat menurunkan berbagai faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan kardiometabolik (4) (5). Penyakit kardiometabolik adalah sebutan yang berkaitan dengan penyakit jantung (kardio) dan proses metabolisme tubuh (metabolik). Hal ini mencakup berbagai faktor risiko yang memungkinkan terjadinya penyakit jantung seperti stroke dan gangguan metabolik seperti diabetes tipe 2.
Pada kelompok yang melaksanakan puasa Ramadhan, ditemukan penurunan tekanan sistolik dan penurunan Indeks Massa Tubuh yang lebih bermakna dibandingkan dengan puasanya kristen Orthodok (4), sehingga hal ini dapat menurunkan faktor risiko penyakit kardiometabolik. Kadar kolesterol, trigliserida, LDL, dan apoprotein A pada individu yang berpuasa juga turun (6), sehingga dengan melaksanakan puasa, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung, memperbaiki profil lipid (lemak) darah, serta mengurangi risiko terjadinya atheroskerosis dan penyakit jantung-pembuluh darah lainnya.
Di samping penyakit jantung, diabetes mellitus (DM) juga telah menjadi beban penyakit di seluruh dunia. Salah satu indikator yang dapat digunaakan untuk mengukur DM adalah HbA1c. Puasa diketahui juga mampu menurunkan HbA1c, glukosa puasa, dan berat badan (7). Melihat kepada Rasulullah, perut beliau tidaklah buncit sebagaimana diriwayatkan dalam H.R. ath-Thabarani(8). Wallahu a’lam.
Salah satu yang menjadi hambatan bagi penderita diabetes untuk berpuasa adalah kekhawatiran akan terjadinya hipoglikemi. Namun kekhawatiran tersebut ternyata tidak cukup beralasan.
Dengan persiapan yang baik dan pengaturan pemberian obat anti diabetes yang baik, hal itu tidak perlu terjadi, karena ternyata dalam sebuah studi, ditemukan bahwa angka rawat inap akibat hipoglikemi tidak ada perubahan secara signifikan pada masa sebelum bulan Ramadhan dan pada bulan Ramadhan dimana umat Islam, bahkan yang menderita diabetes sekalipun melaksanakan ibadah puasa (9).
1. Strilbytska O, Klishch S, Storey KB, Koliada A, Lushchak O. Intermittent fasting and longevity: From animal models to implication for humans. Ageing Res Rev. 2024 Apr;96:102274.
2. Golpour-Hamedani S, Askari G, Khorvash F, Kesharwani P, Bagherniya M, Sahebkar A. The potential protective effects and mechanisms of fasting on neurodegenerative disorders: A narrative review. Brain Res. 2025 Feb;1849:149348.
3. Brandhorst S, Longo VD. Protein Quantity and Source, Fasting-Mimicking Diets, and Longevity. Adv Nutr. 2019 Nov;10:S340–50.
4. Gholampoor N, Sharif AH, Mellor D. The effect of observing religious or faith-based fasting on cardiovascular disease risk factors: A systematic review and meta-analysis. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2024 May;34(5):1097–109.
5. Ozcan M, Abdellatif M, Javaheri A, Sedej S. Risks and Benefits of Intermittent Fasting for the Aging Cardiovascular System. Can J Cardiol. 2024 Aug;40(8):1445–57.
6. Ben Ahmed H, Allouche E, Bouzid K, Zrelli S, Hmaidi W, Molahedh Y, et al. Impact of Ramadan fasting on lipid profile and cardiovascular risk factors in patients with stable coronary artery disease. Ann Cardiol Angéiologie. 2022 Feb;71(1):36–40.
7. Lakhani HA, Biswas D, Kuruvila M, Chava MS, Raj K, Varghese JT, et al. Intermittent fasting versus continuous caloric restriction for glycemic control and weight loss in type 2 diabetes: A traditional review. Prim Care Diabetes. 2025 Feb;S1751991825000464.
8. Jauzi I. Al-Wafa, Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad SAW. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar; 2006.
9. Tong CV, Yow HY, Mohd Noor N, Hussein Z. Diabetes emergencies around Ramadan study (DEARS) – A multi-center study of diabetes emergencies admitted before, during and after Ramadan in Malaysia. Diabetes Res Clin Pract. 2021 May;175:108854.