REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid menekankan pentingnya kecerdasan artificial (AI) dalam dunia pendidikan. Menurut dia, perubahan digital dan kemajuan teknologi harus diikuti dengan mengambil keuntungan dan memaksimalkan AI sesuai ranah pendidikan.
Meutya mengatakan kemajuan teknologi tidak perlu dilawan justru harus disambut dengan menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi yang sangat cepat. "Namanya kecerdasan artifisial artinya memang sangat cerdas, dan kalau kita tidak mempersiapkan diri menghadapi mesin-mesin yang amat sangat cerdas, maka kita tentu akan sulit," kata Meutya dalam acara Sharing Session Akselerasi Perguruan Tinggi Vokasi Komdigi di Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) Yogyakarta, Rabu (11/12/2024).
Ia menerangkan penggunaan AI sudah harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui fasilitas yang dimiliki. Tak hanya itu, satu hal yang menjadi sorotan adalah pengalaman dalam penggunaan AI melalui fasilitas yang disediakan dan terintegrasi dengan kecerdasan artifisial.
"Kalau kita tidak menggunakan itu untuk membantu kita, kita akan kalah dengan generasi muda dari negara lain. Karena itu experience-nya menjadi penting. Tidak hanya melalui komputer atau HP masing-masing, tapi melalui fasilitas yang disediakan lebih canggih," ujarnya.
Selain itu, kegiatan ini sekaligus sebagai penyerahan simbolis empat laboratorium digital dari MASTEL kepada Kepala BPSDM, Hary Budiarto dan pemeriksaan kesiapan perubahan STMM menjadi Politeknik Digital. Laboratorium digital bertujuan untuk mendukung pembelajaran mahasiswa STMM dan akan resmi beroperasi pada Januari 2025. Terdapat empat laboratorium yaitu Laboratorium PC Clound ZTE, Laboratorium 5G Digital Radio NOKIA, LaboratoriumHBD 5G Digital Router ERICSON, dan Laboratorium Smart Digitak ICT Talent Certification HUAWEI.
Meutya juga berharap dengan perubahan STMM menjadi Politeknik Digital, mahasiswa harus benar-benar siap dalam menghadapi era yang membutuhkan kekuatan, ketahanan, ketekunan, dan kecerdasan. Politeknik Digital nantinya juga harus menanamkan nilai budaya untuk tetap mempertahankan nilai-nilai budaya khususnya di Yogyakarta.
"Adik-adik harus siap dan benar untuk menghadapi era yang tidak mudah ini. Bukan berarti kita tidak optimis, tapi ini era yang memang challenging, memerlukan resilience atau kekuatan, ketahanan, ketekunan, dan juga tentu kecerdasan," pesannya.