Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)
REJOGJA.CO.ID, Selasa, 7 Mei 2024 merupakan hari terakhir Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) gelombang pertama untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). SNBT merupakan satu di antara tiga jalur seleksi yang bisa digunakan oleh calon mahasiswa untuk dapat kuliah di PTN. Dua jalur lainnya adalah Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Mandiri.
Pada pelaksanaan UTBK ini juga dimanfaatkan oleh beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Yogyakarta termasuk Universitas Amikom Yogyakarta untuk memperkenalkan diri dengan membagikan informasi kampus melalui brosur.
Selain penggunaan berbagai metode berbasiskan teknologi seperti web dan media sosial, pembagian brosur masih diyakini merupakan salah satu cara yang dapat menarik minat calon mahasiswa baru. Saat ini PTS tidak dimungkiri perlu terus beradaptasi dengan mengembangkan berbagai metode dan usaha untuk dapat menarik minat calon mahasiswa baru dan mempertahankan eksistensinya seiring dengan beragamnya jalur seleksi di PTN. Walaupun berbagai berita tentang naiknya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) di PTN santer dibicarakan, namun tidak dimungkiri bahwa PTN masih menjadi prioritas utama yang dipilih oleh calon mahasiswa baru untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Tahun 2023 yang lalu sebagian besar PTS di Indonesia mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru dan disebut bahwa salah satu penyebabnya adalah agresifnya PTN dalam menjaring calon mahasiswa baru. Berbagai penyebab lain tentu juga harus dipetakan dan hal ini tentu menjadi tantangan serius bagi PTS di tahun 2024 ini dalam terus berupaya dan berusaha menarik minat calon mahasiswa baru.
Menurut data Badan Pusat Statistik, lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi di Indonesia yang terekam dalam angka partisipasi kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT) masih rendah, yakni 31,45 persen di tahun 2023. Rendahnya jumlah lulusan SMA ini tentu perlu ditelusuri lebih lanjut penyebab yang melatarbelakanginya. Tiga kesenjangan yang disoroti oleh Kemendikbudristek disebutkan oleh Dirjen Diktiristek, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc. yakni kesenjangan akses, kesenjangan kualitas, dan kesenjangan relevansi perlu menjadi kajian serius bagi PT termasuk swasta.
Sebagai salah satu dosen yang mengajar di PTS dan memiliki anak-anak yang kuliah di PTN dan PT di luar negeri tidak menampik adanya tiga kesenjangan tersebut. Universitas Amikom Yogyakarta juga terus berupaya dan berusaha untuk mempersempit terjadinya gap kesenjangan tersebut. Dalam upaya mempersempit kesenjangan akses, Universitas Amikom Yogyakarta sejak tahun 2022 telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman yang memberikan beasiswa Sleman Pintar. Sleman Pintar merupakan beasiswa khusus bagi masyarakat Sleman yang berasal dari keluarga miskin/rentan miskin/keluarga peserta PKH untuk kuliah dengan pembiayaan penuh dari Pemda. Beasiswa Sleman Pintar untuk tahun 2024 ini sudah dibuka dari 6 Mei 2024 sampai dengan 6 Juni 2024 yang dapat diakses melalui https://bit.ly/FormSlemanPintarAMIKOM2024.
Sebuah program beasiswa dari Pemkab Sleman yang harus diberikan apresiasi, khususnya dalam upaya mempersempit terjadinya kesenjangan akses dan diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan. Program ini tentu membutuhkan dukungan kinerja PT untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Peningkatan kualitas pendidikan di Universitas Amikom Yogyakarta terus dilakukan untuk mendukung tujuan tersebut dan juga mempersempit adanya gap kualitas dan relevansi, khususnya dengan PTN. Berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan baik dari sistem pembelajaran sampai dengan dosen terus diupayakan oleh Universitas Amikom Yogyakarta. Kegiatan seperti monitor dan evaluasi bagi dosen yang sedang melaksanakan studi lanjut S3, proses reakreditasi beberapa program studi, pengenalan program Doktoral, dan lain sebagainya adalah beberapa upaya dalam peningkatan kualitas pendidikan yang diemban di Universitas Amikom Yogyakarta.
Terus bersegera dan berusaha untuk menjadi lebih baik tentu menjadi tanggung jawab seluruh civitas akademika dalam mempersempit atau bahkan menghilangkan gap kesenjangan yang ada. Ayat ke 61-62 dari surat Al Mu’minun berikut semoga terus bisa menjadi pegangan kita semua: "Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya. Dan Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya, dan mereka tidak dizhalimi (dirugikan)." Wallahu a’lam.