Oleh: Prof Ema Utami*
REJOGJA.CO.ID, Berbagai bidang tidak dimungkiri telah banyak mengalami perubahan atau pergeseran dengan adanya kemajuan teknologi. Penyesuaian diri untuk menghadapi perkembangan teknologi tersebut menjadi hal yang tidak bisa dihindari.
Salah satu contohnya adalah apa yang terjadi di sektor keuangan atau perbankan. Perkenalan dengan sektor keuangan khususnya untuk menabung uang pertama kali diajarkan pada saat sekolah dasar di tahun 1980-an.
Pada saat itu melalui sekolah, siswa dikenalkan dengan buku tabungan bernama Tabanas yang merupakan singkatan dari Tabungan Pembangunan Nasional. Pencatatan buku tabungan pada waktu itu tentu masih dilakukan secara manual dan transaksi keuangan sepenuhnya masih menggunakan uang tunai.
Kemudian seiring perkembangan teknologi, khususnya sejak maraknya komputer dan internet, telah mendorong sektor perbankan terus melakukan transformasi layanan dengan sangat pesat. Bagaimana metode menyimpan uang dan melakukan transaksi keuangan mengalami berbagai perubahan besar.
Jika orang ingin menabung atau mengirim uang zaman dulu harus ke bank atau kantor pos, maka sekarang semuanya dapat dilakukan hanya dengan menggunakan smartphone (ponsel). Berbagai perubahan ini tentu menuntut adanya adaptasi diri dari semua pihak yang terlibat.
Pihak perbankan mau tidak mau harus terus berinvestasi dan berinovasi dengan berbagai kemunculan teknologi yang terus berkembang. Di pihak pengguna juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan akibat dari adanya inovasi yang dilakukan.
Sebagai contoh bagaimana mengirim uang, mulai dari yang menggunakan wesel, transfer melalui bank, atm, sampai dengan menggunakan aplikasi yang berada di ponsel tentu juga menuntut adanya investasi baik perangkat pendukung maupun pengetahuan baru dari konsumen perbankan.
Tuntutan perubahan ke semua pihak karena adanya perkembangan dan teknologi tersebut tentu tidak bisa dihindari. Investasi dan inovasi menjadi dua kata kunci penting dalam menghadapi perubahan yang tidak bisa dielakkan tersebut.
Investasi dan inovasi yang dilakukan tentu harus direncanakan dengan baik. Keberhasilan dalam berinvestasi dan berinovasi yang tepat tentu membutuhkan perencanaan yang baik dengan sumber daya yang memadai.
Kekurangtepatan dalam melakukan perencanaan investasi dan inovasi tidak menutup kemungkinan berujung pada besarnya resiko yang harus ditanggung. Kebutuhan sumber daya, khususnya manusia dengan kemampuan perencanaan dalam investasi dan inovasi tersebut, tentu menjadi mutlak harus dimiliki.
Semua faktor dan variabel harus mampu dikaji dan dianalisis dengan baik untuk meminimalkan risiko yang mungkin didapatkan. Dalam sektor perbankan, kasus terjadinya kekacauan di Australia sepekan yang lalu saat penyedia jasa internet terbesar kedua, yakni Optus mengalami permasalahan, dapat menjadi pembelajaran bersama.
Ketergantungan cara hidup dan gaya komunikasi masyarakat pada akses internet, khususnya perbankan menghadapkan kepada risiko besar saat layanan internet padam. Berbagai layanan, mulai dari penyediaan makanan, peminjaman buku, hingga pembayaran berbagai tagihan tidak bisa dilakukan di Australia saat Optus yang menjadi 40 persen pemberi layanan internet tersebut lumpuh.
Kegagalan yang terjadi di Australia tersebut tentu menjadi sebuah model pembelajaran untuk menghadapi risiko yang sama. Model pembelajaran yang bisa digunakan, baik oleh penyelenggara jasa maupun oleh konsumen. Kontinjensi harus mampu disusun dan diupayakan oleh semua pihak dalam menghadapi risiko tersebut.
Tentu sangat tidak diharapkan terjadinya risiko berulang dengan penyebab yang sama. Banyak pepatah atau kata bijak yang telah dituliskan berkaitan dengan pelajaran yang harus mampu diambil dari suatu kejadian.
Dengan demikian kebutuhan adanya sumber daya yang memadai untuk menghadapi berbagai perubahan di masa yang akan datang menjadi mutlak harus dipersiapkan. Sumber daya yang mampu terus beriringan dengan kemajuan teknologi dan mampu meminimalkan resiko yang ditimbulkan.
Sumber daya yang mampu belajar dari berbagai kejadian yang telah dilaluinya. Pentingnya belajar dari berbagai kisah ini juga banyak dituliskan dalam Alquran, salah satunya adalah kisah perjalanan Dzulqarnain seperti yang tercatat di surat Al Kahfi.
Yakni ayat 83-85 yang merupakan awal dari kisah perjalanan dari Dzulqarnain, “Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, "Akan kubacakan kepadamu kisahnya." Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu, maka dia pun menempuh suatu jalan.” Wallahu a’lam.
*Wakil Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Amikom Yogyakarta