Ahad 09 Mar 2025 16:03 WIB

Antisipasi Tawuran Remaja di DIY, Walkot Yogya Minta Orang Tua Lebih Perhatian ke Anak

Di awal Ramadhan terjadi sejumlah kenakalan remaja di sejumlah wilayah di DIY

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Anak Sekolah Tawuran
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Anak Sekolah Tawuran

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA — Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo meminta para orang tua untuk memberikan perhatian lebih terhadap aktivitas anak-anak mereka. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dan memberikan perhatian lebih.

Hal ini untuk mengantisipasi kenakalan remaja di Ramadhan 2025 ini. Sebab, di awal Ramadhan terjadi sejumlah kenakalan remaja di sejumlah wilayah di DIY, seperti tawuran yang terjadi di Kabupaten Bantul di pekan pertama Ramadhan.

“Hal ini selain sebagai pengawasan terhadap pergaulan anak juga untuk melindungi mereka agar tidak terjebak dalam situasi yang bisa berakibat berbahaya bagi dirinya sendiri,” kata Hasto dalam keterangannya belum lama ini.

Hasto menuturkan, komunikasi antara anak dan orang tua sangat berperan penting dalam menciptakan karakter pada anak. Hal ini lantaran anak akan merasa memiliki orang tua yang dekat serta memiliki sosok pelindung.

“Dengan begitu anak akan merasa punya orang tua yang dekat, punya teman curhat, dan pelindung. Ini yang perlu dikuatkan lagi,” ucap Hasto.

Selain itu, lanjutnya, setiap orang tua juga harus bisa mengenali tempat bermain dan teman bermain anaknya, terutama ketika keluar malam. "Kepada orang tua saya minta awasi anak-anaknya agar mereka tidak melakukan kegiatan negatif yang dapat merugikan diri sendiri dan membahayakan orang lain," ungkap Hasto.

Diberitakan sebelumnya, Polres Bantul mengatakan, rentetan aksi tawuran yang terjadi di Kabupaten Bantul dalam beberapa hari terakhir di Ramadhan 2025 ini diawali karena percakapan di media sosial (medsos). Termasuk keributan antar kelompok di Jalan Samas, Panggang Sidomulyo, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY pada 2 Februari.

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana menuturkan, fenomena di awal puasa tersebut menjadi evaluasi bagi kepolisian. Tidak hanya di Bantul, katanya, namun fenomena tersebut juga merembet sampai Kabupaten Kulon Progo.

Aksi tersebut bahkan melibatkan remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Untuk itu, para orang tua diminta untuk mengawasi anaknya, terutama ketika beraktivitas di luar rumah. 

"Kami meminta para orang tua dan pihak sekolah sama-sama ikut mengawasi putra putrinya. Jangan biarkan anak-anak bebas keluar rumah tanpa adanya pengawasan. Jika perlu cek histori media sosialnya,” ucap Jeffry.

Selain orang tua, warga di sekitar lingkungan anak juga diharapkan dapat melakukan pengawasan. Begitu pun dengan pihak sekolah yang juga diminta aktif mengawasi kegiatan para siswa-siswinya.  

“Pihak sekolah perlu membangun komunikasi yang efektif dengan orang tua dan melibatkan masyarakat dalam kegiatan sekolah. Orang tua juga perlu berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dan mendukung program-program pencegahan kenakalan remaja. Sementara itu, masyarakat dapat membantu mengawasi lingkungan sekitar dan melaporkan kegiatan remaja yang mencurigakan,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement