Rabu 16 Oct 2024 13:59 WIB

Menjauhkan Diri dari Sikap Jemawa Akademik

Adanya gelar Doktor yang disandang memiliki beban konsekuensi tersendiri.

Red: Fernan Rahadi
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)

REJOGJA.CO.ID, Tiga puluh tahun yang lalu, Selasa, 11 Oktober 1994, Universitas Amikom Yogyakarta didirikan. Universitas yang kala itu masih bernama Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom Yogyakarta tersebut mendapatkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tentang Pemberian Status Terdaftar. 

Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Amikom Yogyakarta yang saat ini telah bertransformasi menjadi Universitas. Tema Dies Natalis Amikom Yogyakarta ke-30 kali ini adalah “Be United, Be University” yang diharapkan dapat terus membawa kebersamaan dan kekompakan dalam mewujudkan visi dan misi dari Universitas. Berbagai rangkaian kegiatan dies natalis telah digelar dan kemudian ditutup dengan acara puncak pada hari Jumat, 11 Oktober 2024, dengan rapat senat terbuka di ruang cinema.

Salah satu bagian dari acara rapat senat terbuka tersebut adalah penyambutan terhadap enam dosen Universitas Amikom Yogyakarta yang telah menyelesaikan studi S3. Kedatangan kembali Hanif Al Fatah, S.Kom., M.Kom., Ph.D, I Made Artha Agyatia, S.T., M.Eng., Ph.D, Dr. Nur Bayti, S.I.Kom., M.A., Robert Marco, M.T., Ph.D, Dr. Sri Ngudi Wahyuni, S.T., M.Kom., dan Dr. Ir. Yoga Sahria, S.Kom., M.Kom dengan tambahan gelar akademik Doktor ke program studi masing-masing tentu diharapkan dapat menjadi daya dorong dalam pencapaian visi dan misi Universitas.

Tidak dimungkiri bahwa kebutuhan untuk memiliki dosen dengan kualifikasi akademik tertinggi yakni S3 pada saat ini sangat dibutuhkan oleh perguruan tinggi. Universitas Amikom Yogyakarta sendiri memiliki program khusus berkaitan dengan studi lanjut S3 ini. Seperti pemberian beasiswa studi lanjut S3 sampai dengan pendampingan studi bagi dosen yang sedang menempuh studi S3.

Walau masing-masing dosen dipastikan memiliki perbedaan namun perjalanan studi S3 dipastikan menorehkan goresan catatan yang menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Selain bertambahnya ilmu akademik selama perkuliahan S3, berbagai pengalaman lainnya dipastikan ikut mengiringinya.

Bertambahnya sumber daya dosen dengan gelar Doktor tersebut tentu selain menjadi nilai plus bagi Universitas Amikom Yogyakarta, tentu juga menjadi prestasi yang membanggakan bagi diri pribadi masing-masing dosen.

Adanya gelar Doktor yang disandang juga memiliki beban konsekuensi tersendiri. Kecepatan perkembangan zaman dengan teknologinya menjadikan pengetahuan terus mengalami perubahan. Pencapaian gelar akademik tertinggi tersebut tentu tidak menjadi titik berhenti untuk belajar bagi seorang dosen. Di sisi lain tidak jarang ditemui adanya tambahan gelar akademik tertinggi ini menumbuhkan jemawa dalam bersikap. Sombong, merasa paling bisa, merasa paling benar dan merendahkan terkadang dapat terjadi saat seseorang mendapatkan kedudukan atau gelar baru.

Sikap jemawa tersebut tentu harus bisa dihindari oleh seorang dosen, baik dalam hal akademik maupun non akademik. Selain pribadi, banyak nilai atau marwah lainnya yang harus dijaga sebagai seorang dosen, seperti kampus dengan semua civitas akademika yang ada, almamater tempat studi, keluarga, dan lain sebagainya.

Berbagai pencapaian yang telah didapat tentu harus disyukuri, dinikmati, dan diapresiasi. Bagaimana kemampuan untuk mengontrol diri dalam mensyukuri dan mengapresiasi nikmat yang didapat tentu kembali ke diri masing-masing. Hal tersebut seperti pesan yang disampaikan oleh Dr. Muhammad Idris Purwanto, M.M sebagai Ketua Pembina Yayasan Amikom Yogyakarta dalam sambutannya di acara Dies Natalis ke-30, Jumat yang lalu, bahwa sebisa mungkin kita menghindarkan diri dari sikap sombong, baik secara pribadi maupun kelompok.

Teriring ucapan Selamat Dies Natalis ke-30 Universitas Amikom Yogyakarta, semoga kita semua selalu dapat menjauhkan diri dari sikap jemawa dan terus mampu bersama mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan. Salah satu dari banyak ayat dalam Alquran yang dapat menjadi pengingat untuk menjauhkan diri dari sikap membanggakan diri adalah terekam dalam Surat Al Luqman ayat 18, “Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” Wallahu a’lam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement