REJOGJA.CO.ID, UNGARAN—UMKM Batik di Kabupaten Semarang terus menggeliat dan potensial untuk dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. Beragam kreasi motif batik --berbasis warga lokal-- terus bermunculan di sejumlah wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang, seiring dengan kian besarnya tuntutan pasar.
Hal ini tentu membutuhkan kehadiran pemerintah, agar usaha batik ini lokal Kabupaten Semarang ini semakin tumbuh dan berkembang. Sehingga pada saatnya batik Kabupaten Semarang ini akan dikenal oleh masyarakat dalam skala yang lebih luas, tidak hanya di lingkup lokal namun juga nasional.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang sedang menyiapkan ‘rumah’ batik atau ruang pajang berbagai produk UMKM batik di Kabupaten Semarang. Setidaknya ada tiga rumah batik yang sedang disiapkan oleh Pemkab Semarang guna mewadahi produk para pelaku usaha batik di daerahnya tersebut.
Masing- masing di Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM Lopait, Tuntang dan eks banguna pasar ikan hygienis Langensari, Ungaran Barat. Satu rumah batik lagi juga dipersiapkan di wilayah selatan dan direncanakan akan diwujudkan di Kecamatan Tengaran.
“Khusus di eks pasar ikan hygienis, Langensari siap dibuka tahun depan,” kata Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha, saat menghadiri Karnaval dan Peragaan Busana Batik Khas Kabupaten Semarang, di Gedung Serbaguna Alun- alun Bung Karno, Ungaran Timur, Kamis (10/8).
Potensi batik di Kabupaten Semarang, kata Ngesti, sangat besar dan saat ini hampir semua kecamatan di daerahnya memiliki motif batik khas masing- masing. Antara lain batik Gemawang, Kecamatan Jambu; batik ciprat Karang Tengah, Kecamatan Tuntang; batik Maskumambang Jetak, Kecamatan Getasan dan batik shibori Bunga Dahlia, Kecamatan Bandungan.
Kemudian Batik Adisti, Kecamatan Ungaran Timur; Batik Patron Ambarawa, Kecamatan Ambarawa; batik ecoprint, Kecamatan Sumowono dan masih banyak lagi. Aneka motif batik itu harus terus dipromosikan agar semakin dikenal Masyarakat.
Dia juga mengimbau kepada para pelaku kerajinan batik untuk mengenalkan lebih intensif kepada para generasi muda –paling tidak—yang ada di lingkungannya. Sehingga para generasi muda ini akan mencintaui dan mereka mau mengenakan batik lokal khas Kabupaten Semarang.
Upaya lain yang dilakukan untuk mempromosikan batik khas Kabupaten Semarang adalah dengan menyiapkan rumah batik atau gerai khusus untuk memajang beragam batik produk lokal Kabupaten Semarang.
Tidak terkecuali melalui kegiatan- kegiatan seperti halnya kegiatan peragaan busana berbahan batik motif khas lokal Kabupaten Semarang yang digelar hari ini. “Apabila batik Kabupaten Semarang kian dikenal dan digemari masyarakat, maka akan bisa menggerakkan ekonomi,” jelas bupati.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Karnaval dan Peragaan Busana Batik Khas Kabupaten Semarang, Heru Subroto menjelaskan, Kegiatan ini digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdikaan Republik Indonesia ke-78.
Selain itu juga untuk mempromosikan potensi batik asli Kabupaten Semarang. “Peragaan busana ini diikuti oleh Bupati Smarang dan Wakil Bupati Semarang beserta isteri serta para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD),” kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang ini.