Kamis 31 Jul 2025 13:33 WIB

Luthfi Ajak Investor Asing Tanam Modal di Jateng: SDM Kami Terampil, SDA Melimpah

Target Investasi Jateng pada 2025 adalah sebesar Rp78,33 triliun.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi.
Foto:

Pengusaha Siap Investasi di Jateng

Para pengusaha menyatakan komitmennya membangun lapangan kerja di Jawa Tengah. Alasannya, mereka merasa aman dan nyaman menanamkan investasinya di provinsi ini.

Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat mengatakan, Provinsi Jawa Tengah sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi. Menurutnya, berbagai faktor, seperti lokasi strategis, infrastruktur yang memadai, hingga iklim sosial yang kondusif, menjadikan Jateng layak untuk tempat berinvestasi.

“Pengalaman saya di Jateng, investasi paling cocok. Jateng itu posisinya di tengah, jadi strategis. Infrastruktur lengkap, upahnya kompetitif. Salah satu pengalaman saya, masyarakatnya memang lebih toleran,” kata Irwan.

Ia menyatakan merasa beruntung memulai wirausaha di Jateng. Sebab, infrastrukturnya luar biasa, stabilitas sosial politiknya terjaga, dan dinamika masyarakat juga bagus. “Kami komitmen membantu menciptakan lapangan kerja,” ujar Irwan.

Ditambahkan, dia memiliki sejumlah usaha seperti hotel, restoran, hingga pusat kebugaran (sport center). Hal itu sebagai bukti keseriusan perusahaannya membangun daerah.

“Tujuannya bukan hanya bisnis, tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan,” tutur Irwan.

Bahkan, pihaknya juga memberdayakan 150 kelompok tani, untuk pasokan bahan baku. Saat ini pihaknya berusaha ikut serta dalam pengembangan kawasan wisata Rawapening di Kabupaten Semarang. Ia memprediksi air akan jadi sumber kehidupan penting ke depannya, bahkan lebih berharga dari minyak. Belum lagi pengolahan eceng gondok di Rawapening, bisa sangat menguntungkan bagi investor, masyarakat, maupun pemerintah.

Keinginan serupa datang dari perwakilan PT Selalu Cinta Indonesia, Adam. Dia mengatakan, sudah lama menanamkan investasinya di Jawa Tengah untuk industri padat karya, yaitu produksi alas kaki di Kota Salatiga dan Kabupaten Temanggung, dengan ribuan tenaga kerja.

Dia juga memberikan masukan, agar ada moda transportasi publik dari pemukiman-pemukiman warga ke sentra industri, sehingga para pekerja tidak semua mengendarai sepeda motor. “Moda transportasi bus Jateng perlu dikembangkan,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement