REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan populasi dan konsumsi sumber daya alam secara besar-besaran menyebabkan munculnya masalah lingkungan di seluruh dunia. Hal ini juga memicu konsumen untuk menjadi lebih sadar terhadap lingkungan.
Dari hasil survei internal yang dilakukan Unicharm baru-baru ini, 57,1 persen responden menjawab "pernah membeli produk yang sustainable", dan lebih dari 50 persen menjawab "mau membeli produk yang ramah lingkungan meskipun harganya sedikit lebih mahal".
Hal ini semakin menegaskan tingginya tingkat kesadaran konsumen terhadap lingkungan. Di sisi lain, di Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, tandan kosong atau empty fruit bunch (EFB) yang dihasilkan dari proses ekstraksi minyak kelapa sawit belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga menyebabkan berbagai pencemaran lingkungan.
Presiden Direktur Unicharm, Takumi Terakawa mengatakan pihaknya memandang
realisasi SDGs sebagai tujuan (purpose) perusahaan, dan pihaknya menyadari bahwa tidak hanya pemerintah di setiap negara tetapi semua pihak yang terlibat harus bekerja sama untuk mencapainya.
"Oleh karena itu, kami menetapkan Ethical Living for SDGs sebagai slogan perusahaan dan telah menjalankan berbagai kegiatan perusahaan yang sejalan dengan slogan tersebut. Selain itu, sejak tahun 2021, kami telah merilis produk-produk baru bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup selama lima tahun berturut-turut. Kami
akan terus mengembangkan dan merilis produk-produk baru untuk berkontribusi pada
terwujudnya masyarakat yang berkelanjutan bersama konsumen," kata Terakawa dalam siaran pers, Jumat (12/7/2025).
Tidak hanya itu, Unicharm juga telah memulai inisiatif perhitungan jejak karbon pada
produk Charm Daun Sirih Bio Materials Organic Type. Jejak karbon (carbon footprint)
adalah sistem yang mengubah dan menampilkan emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan sepanjang siklus hidup suatu produk atau layanan, dari pengadaan bahan baku hingga pembuangan dan daur ulang, menjadi emisi CO2.
"Dengan memvisualisasikan jejak karbon, langkah-langkah pengurangan emisi yang efektif dan monitoring dampak pengurangan emisi dapat dilakukan. Produk ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 dengan mengurangi penggunaan jumlah plastik berbasis minyak bumi murni yang digunakan.
Sementara itu, Brand Ambassador Charm, Syifa Hadju, mengatakan sebagai konsumen khususnya generasi muda, kita harus mulai menyadari bahwa aktivitas yang kita lakukan bisa memberi dampak pada lingkungan.
"Untuk itu kita harus melakukan perubahan dimulai dari hal yang kecil. Misalnya, ketika pergi berbelanja saya membiasakan diri untuk menggunakan totebag untuk mengurangi penggunaan plastik. Begitu juga dalam pemilihan produk. Dengan memilih produk ramah lingkungan seperti Charm Daun Sirih Bio Materials Organic Cotton Type yang baru diluncurkan ini, kita bisa sedikit berkontribusi menjaga bumi," katanya.
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas tahun ini Charm meluncurkan pembalut
Charm Daun Sirih Bio Materials Organic Cotton Type 23 cm dan 29 cm yang
mengandung bio materials di semua bagian, mulai dari produk hingga kemasan dan
karton.
"Melalui kerja sama dengan Oji Sinarmas Packaging, kami telah mengembangkan
karton yang terbuat dari tandan kosong buah sawit /empty fruit bunch (EFB), yaitu
bahan limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan minyak kelapa sawit. Inovasi ini
untuk pertama kalinya diterapkan dalam produk Charm Daun Sirih Bio Materials Organic Cotton Type. Selotip yang digunakan pada karton juga terbuat dari bahan yang dapat
didaur ulang, sehingga menghemat sumber daya dan mengurangi limbah," kata Terakawa.