Iran juga semakin yakin deterensi sejati yang membuat lawan segan menyerang, membutuhkan dua pilar utama, yakni penguasaan senjata nuklir dan hubungan strategis yang lebih dalam dengan China dan Rusia. Deterensi adalah upaya mencegah lawan melakukan tindakan tidak diinginkan atau merugikan dengan membuat lawan takut menghadapi aksi balasan.
Untuk itu, alih-alih mengerem ambisi nuklirnya, Perang 12 Hari malah mendorong Iran mempercepat program nuklirnya. Namun itu tak akan dilakukan tanpa payung keamanan dari negara-negara besar. Di sini, Iran akan makin dalam beraliansi dengan China dan Rusia, bukan cuma demi mencegah serangan dari luar, tapi juga melepaskan diri dari isolasi internasional.
Israel, di sisi lain, tak akan pernah jera melancarkan apa yang disebutnya "serangan pencegahan" terhadap fasilitas-fasilitas keamanan dan nuklir Iran, serta struktur kepemimpinan Iran, yang mendorong negaranya ngotot merangkul senjata nuklir. Karena itu gencatan senjata tempo hari yang memang tak memasukkan syarat apa-apa, menjadi terlihat rapuh karena setiap waktu bisa dilanggar oleh pihak-pihak yang berperang.
Tapi bisa juga tidak dilanggar, jika Israel dan Iran merasa memiliki kemampuan deterensi yang kuat dan seimbang. Jika ini yang terjadi, perang antara kedua negara tak lagi meletus, setidaknya dalam waktu dekat.