Selasa 01 Jul 2025 15:54 WIB

Jembatan Pandansimo Rampung Dibangun, Percepat Akses Wilayah Pesisir Selatan 

Jembatan belum dapat digunakan sebelum melewati uji layak fungsi dari Kementerian PU.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Komisi C DPRD DIY saat meninjau langsung Jembatan Pandansimo, Kabupaten Bantul, Senin (30/6/2025).
Foto: Wulan Intandari
Komisi C DPRD DIY saat meninjau langsung Jembatan Pandansimo, Kabupaten Bantul, Senin (30/6/2025).

REJOGJA.CO.ID, BANTUL -- Proyek pembangunan Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah rampung dikerjakan. Infrastruktur strategis ini merupakan bagian dari proyek prioritas Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) DIY yang membentang sepanjang kurang lebih 110 kilometer, dan diharapkan menjadi solusi konektivitas sekaligus pendorong pemerataan pembangunan di wilayah selatan Pulau Jawa.

Pengawas proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Vederieq Yahya menyampaikan Jembatan Pandansimo yang memiliki panjang 2,4 kilometer dengan lebar 24 meter ini menyerap anggaran sebesar Rp 863 miliar. Pembangunannya telah dimulai pada 17 November 2023 dan selesai dalam waktu 18 bulan. Adapun titik awal jembatan terletak di Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo dan berakhir di Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.

"Pembangunan jembatan Pandansimo ini secara kontrak sudah selesai, kita tinggal menunggu instruksi dari pusat untuk kapan bisa dioperasikan," ujar Vederieq kepada wartawan seusai melakukan tinjauan bersama Komisi C DPRD DIY di Jembatan Pandansimo, Bantul, Senin (30/6/2025).

Ia menjelaskan jembatan ini menggunakan teknologi terbaru buatan anak bangsa, di antaranya Corrugated Steel Plate (CSP), Lead Rubber Bearing (LRB), Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) dan Mortar Bosa. Meski alat ukur khusus belum terpasang, jembatan ini diklaim memiliki kemampuan meredam dampak gempa bumi.

"Kalau ini (alat ukur untuk mengukur berapa kedalaman -red) kita belum ada karena kan itu ranahnya perencanaan ya, nanti kita jawab berapa (malah tidak sesuai). Tapi intinya jembatan ini sudah bisa untuk meredam gempa dan liquifaksi," ucapnya.

Pembangunan ini juga dilengkapi tiga plaza, yakni Plaza A, Plaza B, dan Plaza C, yang berada di sepanjang jembatan sebagai ruang terbuka bagi pejalan kaki. Mengenai ketertiban dan keamanan, Vederieq menegaskan bahwa area pedestrian tidak diperbolehkan untuk kegiatan berdagang, termasuk penjual keliling. Ia juga menambahkan bahwa sistem keamanan dilengkapi speaker peringatan dan pos penjagaan di sisi barat jembatan.

"Tidak boleh (ada pedagang di area pedestrian). Kita ada penjagaan, baik dari CCTV maupun penjaga kita ada untuk yang mengawasi," katanya.

"Harapannya di tempat-tempat ini teman-teman atau masyarakat bisa menggunakannya untuk area terbuka tapi khusus pejalan kaki," ucapnya menambahkan.

Meskipun pekerjaan fisik telah rampung, Vederieq mengatakan jembatan ini belum dapat digunakan sebelum melewati uji layak fungsi dari tim Kementerian PU. "Harus melalui uji layak fungsi dulu, saat ini masih proses bersurat, timnya dari pusat, nanti tim pusat akan menilai mungkin ada kekurangan atau lainnya,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Komisi C DPRD DIY, Koeswanto yang ikut meninjau langsung menyatakan bahwa jembatan ini sudah selayaknya dibuka untuk masyarakat. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah membangun jembatan ini di DIY.

"Kami kunjungan ke jembatan Pandansimo, karena ini yang mengusulkan dari Kementerian. Jadi segera bisa dibuka karena ini sudah selesai (sejak dibangun dari) 17 November 2023. Ini sudah bulan Juni, harusnya segera dibuka untuk akses masyarakat kita dari Kulon Progo dan Bantul,” ujarnya.

Senada, Anggota Komisi C DPRD DIY, Suwardi, menekankan pentingnya jembatan ini dalam konteks pembangunan lintas provinsi dan pemerataan ekonomi. Menurutnya pembangunan jembatan ini merupakan pencapaian monumental. Ia berharap keberadaan jembatan ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya yang berada di pesisir selatan DIY.

"Masyarakat kita yang ada di pinggiran selatan ini kan termasuk masyarakat marginal bagi DIY, sisi ekonomi kita juga di bawah Sleman, di bawah kota Yogyakarta. Harapan kita (dengan kehadiran Jembatan Pandansimo) bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dengan JJLS yang nanti bisa difungsikan dengan baik," ungkapnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement