Jumat 09 May 2025 09:37 WIB

Polisi Tangkap Pelaku Penganiaya Nenek di Boyolali

Pelaku mengaku salah telah menganiaya seorang nenek.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Penganiayaan (Ilustrasi)
Penganiayaan (Ilustrasi)

REJOGJA.CO.ID, BOYOLALI -- Polres Boyolali menangkap dua pelaku penganiayaan terhadap seorang nenek yang tepergok mencuri bawang putih di Pasar Kebon Agung, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kasus tersebut viral di media sosial karena sang nenek dipukuli hingga bercucuran darah. 

Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto mengungkapkan, insiden pemukulan terhadap nenek berinisial SA (67 tahun) terjadi pada Rabu (7/5/2025) pagi. SA, yang sehari-hari berjualan gorengan dan sayur keliling, tiba di Pasar Kebon Agung sekitar pukul 05:30 WIB. 

Baca Juga

"Ibu (SA) ini diduga memang mengambil bawang putih sebanyak lima kilogram, kemudian diketahui oleh si pemilik bawang putih," kata Rosyid saat memberikan keterangan pers di Mapolres Boyolali, Kamis (8/5/2025) siang. 

Pemilik bawang putih itu kemudian mengejar SA yang sudah hampir keluar dari Pasar Kebon Agung. Namun SA akhirnya tak berhasil lolos. Rosyid mengungkapkan, pemilik bawang putih lantas membawa SA ke pos keamanan pasar. 

"Karena pos pengamanan pasar kondisinya juga cukup sepi dan didasari laporan kehilangan bawang putih tersebut, komunitas pasar, yaitu pelaku dua orang atas inisial ZA (42 tahun) dan KA (56 tahun), memukuli si ibu," ucap Rosyid. 

Menurut Rosyid, ZA dan KA memang orang yang dibayar untuk menjaga keamanan pasar. ZA dan KA mengaku memukuli SA karena pedagang di Pasar Kebon Agung sudah beberapa kali mengalami kehilangan barang dagangannya. "ZA dan KA ini mencurigai ibu (SA) ini sebagai pelakunya, sehingga dipukuli di pos keamanan yang ada di Pasar Kebon Agung," kata Rosyid. 

Setelah video pemukulan dan penganiayaan SA viral, Polres Boyolali segera melakukan penyelidikan. Mereka pun berhasil menemukan kediaman SA yang berada di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Rosyid mengungkapkan, SA memang mengalami luka cukup berat akibat dipukuli ZA dan KA. "Luka-lukanya cukup berat karena ada luka tiga jahitan di kepala, kemudian memar di bawah mata, memar di dagu, akibat pukulan tangan kosong, tidak menggunakan alat. Adapun kepala itu bocor karena terantuk tembok yang ada di pos keamanan, saking kerasnya pukulan yang diberikan oleh pelaku," ucapnya. 

Menurut Rosyid, setelah dilakukan penyelidikan, kondisi ekonomi SA memang sangat pas-pasan. "Kondisi ekonominya memang pas-pasan dan ibu ini berusaha memenuhi kebutuhannya, yaitu membayar utang. Ibu ini punya utang di mana-mana, sehingga didorong memenuhi kebutuhan membayar utang itu akhirnya ibu ini melakukan pencurian," ujarnya. 

Dia menambahkan, SA hidup bersama putranya yang bekerja sebagai buruh bengkel. "Kebutuhan hidup ibu ini sehari-hari dicukupi oleh anaknya. Namun itu tadi, masih kurang karena pekerjaan anaknya yang tidak menghasilkan uang yang cukup besar. Sedangkan ibu ini terjerat utang," kata Rosyid. 

Rosyid mengungkapkan, pemilik bawang putih tidak melaporkan aksi pencurian yang dilakukan oleh SA ke kepolisian. "Artinya yang bersangkutan juga merasa bahwa barangnya sudah kembali, jadi tidak perlu membuat laporan," ucapnya. 

Sementara pelaku pemukulan, yakni ZA dan KA mengakui bahwa tindakan kekerasan serta main hakim sendiri yang mereka lakukan salah. Keduanya pun siap menjalani proses hukum. Menurut Rosyid, penetapan tersangka atas ZA dan KA akan dilakukan setelah gelar perkara. 

"Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua, artinya apabila ada kejadian sekecil apapun tolong bisa dilaporkan ke pihak yang berwajib. Jangan mengambil langkah-langkah dan main hakim sendiri," kata Rosyid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement