Profil Hamzah Sulaeman, sosok di balik karakter Raminten
Hamzah Sulaeman, atau yang bergelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Tanoyo Hamiji, dikenal sebagai seniman, pengusaha, sekaligus budayawan. Pria kelahiran 7 Januari 1950 ini merupakan anak bungsu dari pendiri grup Mirota, perusahaan retail ternama di Yogyakarta yaitu Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yunianti (Nyoo Tien Nio).
Dia merupakan lulusan jurusan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Sebelum mengelola usahanya di Yogyakarta, Hamzah Sulaeman diketahui sempat bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar pada tahun 1970 dan sempat bekerja di Amerika Serikat (AS).
Namun, karena sang ayah sakit, Hamzah akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia dan mengambil alih grup Mirota yang dikelola bersama saudara-saudaranya. Ia lalu mengembangkan bisnis peninggalan orang tua mereka berupa Toko Mirota. Dan juga membuka butik yang ia beri nama Mirota Batik yang kini bernama Hamzah Batik yang berada di Jalan Malioboro.
Ia dikenal sebagai pendiri dan pemilik butik Hamzah Batik (dahulu Mirota Batik), serta pendiri sanggar tari dan pusat oleh-oleh.
Sementara di panggung hiburan, Hamzah juga aktif dalam dunia akting. Ia pun berperan dalam ketoprak komedi dengan judul “Pengkolan” sebagai seorang wanita Jawa Tua bernama Raminten.
Lewat aktingnya, dia sukses menghidupkan karakter Raminten, sosok laki-laki dengan penampilan perempuan, berlogat Jawa halus, dan penuh satire cerdas. Karakter ini begitu melekat di hati masyarakat Yogyakarta dan sampai menjadi simbol kritik sosial yang jenaka.
Tak sampai di situ saja, nama Raminten tersebut selanjutnya digunakan Hamzah sebagai nama rumah makan yang didirikannya, yaitu The House of Raminten yang berada di Kota Baru dan The Waroeng of Raminten. Restoran bernuansa Jawa yang menyajikan hidangan tradisional dalam suasana unik dan ikonik ini sudah menjadi destinasi wisata kuliner bagi para wisawatan yang berkunjung ke Yogyakarta.