REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki gebrakan baru dalam menanggulangi permasalahan pangan, salah satunya dengan meluncurkan program food bank atau tempat penampungan makanan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan program ini sebagai upaya membangun lumbung pangan secara gotong royong bersama perusahaan ataupun pelaku usaha. Dia menyakini program food bank akan menjadi solusi inovatif untuk mengatasi ketahanan pangan sekaligus dalam rangka mengurangi limbah makanan di kota pelajar.
"Food bank ini sebagai lumbung pangan yang ada di kota, nantinya kita gotong royong lah gotong royong karena kota tentu banyak sekali perusahaan-perusahaan, usaha-usaha yang bisa berkontribusi untuk memberikan makanan pada food bank yang kemudian bisa kita distribusikan untuk menjamin ketahanan dan kedaulatan pangan," kata Hasto, Jumat (11/4/2025).
Hingga awal April 2025 ini, progres pelaksanaan program tersebut pun kian menunjukkan perkembangan signifikan. Hasto menyampaikan mulai mempersiapkan sejumlah lokasi distribusi. Ada tiga lokasi utama yang siap difungsikan sebagai pusat pengumpulan dan distribusi makanan berlebih tersebut.
Ketiga lokasi itu antara lain rumah pemulihan gizi milik Pemkot Yogyakarta, sebuah rumah yang akan digunakan bersama pihak Realino, serta ruangan yang telah disiapkan oleh Dinas Pertanian Kota Yogyakarta.
“Tiga tempat ini pada dasarnya sudah siap. Kami juga sudah mulai mengumpulkan donasi dan menjalin kemitraan,” ungkapnya.
Dukungan kolaboratif juga terus diperluas. Hasto menyebut pihaknya sedang melobi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY untuk menjaring partisipasi dari pelaku usaha kuliner.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta Sukidi, sebelumnya juga menjelaskan, Food Bank
Nantinya, food bank akan dikelola di sekretariat yang ada di Dinas Pertanian, dengan sasaran utama sementara menyasar lansia yang tidak tinggal di panti dengan total sekitar 1.082 sasaran. Melalui program ini diharapkan menjadi salah satu rintisan untuk mendukung ketahanan pangan dan memberikan akses pangan kepada terutama kepada lansia, kepada bayi dan kepada masyarakat yang membutuhkan. Termasuk meminimalisir timbulan sampah makanan
"Ini juga untuk apa merespon tentang food rescue kelebihan pangan yang terkadang terjadi di hotel misalnya, kemudian di tempat pesta, kemudian di katering dan sebagainya," kata Sukidi.