REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Di tengah laju digitalisasi yang semakin pesat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diajak untuk lebih cermat memahami layanan keuangan digital, khususnya pembiayaan. Menyadari pentingnya literasi keuangan dalam menunjang pertumbuhan usaha, PT Akulaku Finance Indonesia menggandeng Pemerintah Kota Yogyakarta menggelar seminar edukatif yang menyasar pelaku UMKM lokal.
Selain mengenalkan alternatif pembiayaan digital, seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam soal pengelolaan keuangan usaha secara sehat dan bijak kepada ratusan pelaku usaha yang merupakan binaan Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta.
Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia, Perry Barman Slangor, menyampaikan bahwa peningkatan literasi keuangan adalah tanggung jawab bersama antara industri dan pemerintah. Ia menekankan pentingnya membangun landasan pemahaman keuangan yang kuat bagi pelaku UMKM di tengah perkembangan era digital.
Edukasi finansial menjadi kunci utama agar UMKM tidak hanya menjadi konsumen layanan keuangan, tetapi juga pengguna yang cerdas dan berdaya.
"Kami melihat bahwa peningkatan literasi merupakan tanggung jawab bersama. Ini bukan hanya beban pemerintah maupun industri, melainkan sinergi yang tak terpisahkan untuk membangun tingkat literasi keuangan yang baik di era digital," ujar Perry dalam acara seminar bertajuk 'Peluang di Era Digital untuk UMKM' di Yogyakarta, Sabtu (28/6/2025).
Sementara itu, Public Relations Manager Akulaku Indonesia, Esther Rahayu Andarti mengatakan bahwa Yogyakarta adalah kota kedua dari rangkaian kegiatan literasi pembiayaan digital yang akan terus digelar ke depan. Adapun fokus utama kegiatan ini adalah membangun kesadaran pelaku UMKM bahwa pembiayaan digital bukan hanya soal akses cepat terhadap modal, tetapi juga pemahaman terhadap risiko dan tanggung jawab yang menyertainya.
"Kami ingin memperkenalkan selain memperkenalkan pembiayaan digital, kami ingin memberitahukan kepada UMKM bahwa oh ada lho risikonya gitu, ada lho hal-hal yang harus diwaspadai ketika memakai pembiayaan. Jadi nggak bisa nih sembarangan begitu," ucapnya.
Penggunaan pembiayaan harus bijak, utamanya untuk kegiatan produktif dan bukan konsumtif. Dengan pemahaman yang tepat, Esther menilai pembiayaan dapat menjadi alat bantu pertumbuhan, bukan beban keuangan baru.
Melalui inisiatif ini, Akulaku berharap bisa terus mendorong pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan, tidak hanya melalui akses pembiayaan, tapi juga lewat peningkatan literasi dan kemampuan manajerial pelaku usaha di Indonesia.
"Kalau misalnya memang butuh untuk produktif yang sekiranya ‘oh saya bisa nih untuk memakai ini untuk pengembangan usaha saya, kemudian saya yakin saya bisa bayar di bulan depan,’ itu bisa. Jadi memang keutamaannya itu awareness mungkin ya untuk literasi keuangan ini gitu,” ungkapnya menambahkan.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Yogyakarta, Kadri Renggono, menyambut positif langkah Akulaku yang memberikan pelatihan praktis kepada pelaku UMKM agar mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Menurutnya, seminar ini menjadi urgensi untuk membekali pelaku usaha dengan literasi menyeluruh, terutama terkait layanan keuangan digital yang semakin marak ditawarkan. Pemahaman terhadap produk, risiko, serta manfaat pembiayaan menjadi fondasi penting dalam memperkuat ekosistem UMKM agar tetap tangguh di tengah transformasi digital.
"Kami sangat mendukung upaya ini. Edukasi seperti ini penting agar UMKM tidak hanya mengenal layanan keuangan, tapi juga memahami cara menggunakannya dengan tepat," ucapnya.
Peserta seminar tidak hanya dibekali pemahaman mengenai pembiayaan, tetapi juga strategi pemasaran digital yang aplikatif. Materi ini disampaikan oleh Yosep Andi Setyawan, praktisi sekaligus mentor bisnis UMKM yang juga menjabat Ketua Bidang I BPD HIPMI DIY. Yosep memberikan panduan strategi pemasaran berbasis digital agar UMKM mampu menjangkau pasar lebih luas dan efisien.
Selain itu, Lily Yuniawati, Offline Sales Manager PT Akulaku Finance Indonesia, turut menjelaskan secara teknis bagaimana produk pembiayaan digital bisa diakses dan digunakan secara bertanggung jawab oleh pelaku usaha kecil.
"Tentunya kenapa kita perlu literasi ini? (Tujuannya) ini lebih kepada agar kita tau bagaimana risikonya setelah (memanfaatkan) pembiayaan digital," ungkap Lily.