Rabu 12 Mar 2025 11:51 WIB

Pemprov Jateng Selidiki Kematian Atlet Taekwondo Pelajar Boyolali Saat Latihan

Sebelum meninggal dunia, korban sempat pingsan diduga karena kelelahan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Atlet taekwondo peserta Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), ATN (16 tahun), meninggal dunia saat sedang mengikuti latihan.
Foto: Tangkapan Layar
Atlet taekwondo peserta Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), ATN (16 tahun), meninggal dunia saat sedang mengikuti latihan.

REJOGJA.CO.ID, SEMARANG -- Atlet taekwondo peserta Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), ATN (16 tahun), meninggal dunia saat sedang mengikuti latihan. Sebelum meninggal, ATN sempat pingsan diduga karena kelelahan. Pemerintah Provinsi Jateng tengah pun menyelidiki peristiwa tersebut.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Agung Hariyadi, membenarkan informasi tentang meninggalnya ATN. Dia mengungkapkan, penyelidikan atas insiden itu dilaksanakan lembaganya sebagai penaung PPLOP di Jateng.

Agung menerangkan, pada sore tanggal 5 Maret 2025, sekitar pukul 15:30 WIB, ATN menjalani latihan fisik rutin di kompleks Stadion Jatidiri Semarang. Latihan itu diikuti 11 atlet taekwondo PPLOP dan dipandu tiga pelatih. Lari mengelilingi area luar stadion menjadi salah satu menu latihan.

Menurut Agung, saat mendekati waktu berbuka puasa, ATN serta dua atlet lainnya kolaps, kemudian pingsan. "Mungkin karena kelelahan," ujarnya, Selasa (11/3/2025).

Setelah itu, ATN sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun dia meninggal pada pukul 22:44 WIB. Sementara kondisi dua atlet lainnya normal kembali.

Jenazah ATN kemudian diantar ke rumahnya di Boyolali. Dia dimakamkan pada 6 Maret 2025.

Agung mengatakan, saat ini pihaknya masih menyelidiki insiden meninggalnya ATN. "Ini masih proses investigasi bersama beberapa pihak, termasuk meminta keterangan para pelatih, atlet, dan saksi untuk mendapatkan kejelasan terkait peristiwa ini. Kita masih tunggu hasilnya seperti apa," kata Agung.

Terkait latihan eksesif yang diduga menjadi penyebab meninggalnya ATN, Agung menampik. Menurutnya, tensi latihan selama bulan Ramadhan justru dikurangi hibgga ke level sedang atau bahkan ringan.

"Kami sudah cek langsung ke balai latihan. Program latihan selama Ramadhan memang berbeda, tensinya diturunkan. Karena saat ini masih dalam tahap persiapan menuju puncak performa di ajang seperti Popda dan Popnas," ucapnya.

Agung menolak berspekulasi perihal dugaan penyebab kematian ATN. "Makanya kita tunggu investigasi untuk keluarkan rekomendasi apa yang perlu dievaluasi. Investigasi ini semangatnya untuk perbaikan pola pelatihan. Meskipun yang diterapkan saat ini sudah mengacu pada kaidah-kaidah SOP dalam program latihan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement