Rabu 29 Jan 2025 07:23 WIB
Lentera

Angpau DeepSeek

Belum terlihat ada gebrakan signifikan pada Strategi Nasional untuk AI di Indonesia.

Red: Fernan Rahadi
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)

REJOGJA.CO.ID, Pekan terakhir pada bulan awal tahun 2025 ini diwarnai dengan libur panjang. Dua hari libur, yakni peringatan Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek yang jatuh di hari Senin dan Rabu atau pada tanggal 27 dan 29 Januari 2025.

Untuk hari Selasa, 28 Januari 2025 pemerintah menetapkan sebagai cuti bersama. Dengan demikian masyarakat dapat menikmati libur panjang di awal tahun 2025 ini mulai hari Sabtu tanggal 25 Januari 2025 atau selama lima hari. Libur panjang ini tentu membawa berkah tersendiri bagi daerah yang menjadi destinasi wisata.

Kabar kemacetan di jalan saat menuju atau kembali dari daerah wisata banyak dibagikan melalui berbagai media. Demikian pula foto maupun video yang memperlihatkan keramaian di berbagai lokasi wisata.

Riuh rendahnya suasana libur panjang ini melengkapi ramainya pembicaraan di bidang politik dan ekonomi yang juga semakin menghangat. Gebrakan berbagai kebijakan baru dari Presiden Donald Trump tak pelak memicu gelombang kejut di berbagai bidang. Kebijakan yang telah menuai banyak kontroversi, dari mulai perubahan bea tarif, energi, hingga deportasi mulai dirasakan dampaknya, baik di dalam negeri Amerika Serikat maupun ke luar negeri.

Semenjak proses pemilihan presiden di Amerika Serikat, berbagai pengamat telah melakukan analisis dan prediksi terhadap berbagai kebijakan yang saat ini telah dikeluarkan. Demikian pula di Indonesia, banyak pengamat di berbagai bidang telah melakukan analisis dan prediksi, serta menyarankan perlunya mitigasi terhadap berbagai kebijakan Donald Trump.

Perhatian serius Donald Trump terhadap pengembangan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) pada awal tahun baru Imlek ini mendapat tantangan serius. Sebuah mesin AI serupa dengan ChatGPT buatan Cina yang bernama DeepSeek diluncurkan beberapa hari yang lalu.

DeepSeek yang rilis pertamanya di November 2023 kini telah menjelma menjadi pesaing utama para pemain besar AI yang telah ada. Dominasi industri AI berbasis large language model dari Amerika Serikat, seperti ChatGPT, Gemini, Grok, dan CoPilot, kini mendapat tantangan baru yang berasal dari Cina.

Presiden Donald Trump sendiri juga telah menaruh perhatian terhadap kemunculan DeepSeek ini. Dominasi bidang AI dari Amerika Serikat yang sebelumnya tampak tidak memiliki lawan sepadan, kini mampu terganggu dengan adanya DeepSeek.

Keberhasilan dari DeepSeek yang berasal dari Cina dan notabene dikenal sebagai pesaing utama Amerika Serikat dalam banyak bidang tentu menjadi perhatian serius tersendiri. Industri berbasis AI yang terkait erat dengan kebutuhan dukungan bidang industri lainnya, seperti energi dan komponen berbasis semikonduktor tentu menjadi perhatian serius banyak pihak. 

Cina yang saat ini juga dikenal sebagai negara pemain besar di bidang energi dan semikonduktor menjadi modal besar bagi DeepSeek untuk terus berkembang. Dengan demikian DeepSeek yang diklaim lebih efisien dan lebih cepat ini tentu tidak mengherankan mampu membuat harga saham, khususnya bidang teknologi di Amerika Serikat terguncang.

Pertarungan dua negara raksasa pada bidang teknologi, khususnya AI ini tentu juga dipastikan akan merembet ke negara lainnya, termasuk Indonesia. Strategi Nasional untuk Kecerdasan Artifisial 2020-2045 yang telah ditetapkan sejak 2020 di Indonesia, sampai saat ini belum terlihat adanya gebrakan yang signifikan. 

Pada bidang akademik sudah banyak penelitian yang memiliki kaitan dengan bidang AI ini namun demikian sampai saat ini belum tampak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Tidak dimungkiri bahwa butuh keberpihakan dan banyak sumber daya untuk pengembangan teknologi AI ini agar memberikan dampak sampai ke hilir. Perguruan Tinggi, termasuk Universitas Amikom Yogyakarta tentu menjadi salah satu tumpuan dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi ini.

Lahir dan berkembang pesatnya DeepSeek dalam waktu yang singkat tentu harus mampu menjadi refleksi dan dorongan bagi kita semua. Di bidang Informatika, tentu hadirnya DeepSeek ini harus dapat menjadi angpau Tahun Baru Imlek yang berisi semangat baru untuk terus berkarya, khususnya di bidang AI.

Tampak bahwa keseriusan, dukungan, sinergi, dan kolaborasi menjadi kunci penting dalam kemunculan DeepSeek ini. Ayat ke-159 dari Surat Ali Imran berikut semoga dapat menjadi pegangan dalam berkarya, "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertawakal.” Wallahu a’lam.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement