Selasa 28 Jan 2025 17:59 WIB

Dosen Fapet UGM Gagas Pemanfaatan Tanaman Tropis Sebagai Agen Bioanthelmentika

Kandungan tanin mampu mengurangi jumlah manifestasi parasit pada ternak ruminansia.

Red: Fernan Rahadi
Peneliti dari Laboratorium Ilmu Makanan Ternak (IMT) Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof Kustantinah (ketiga kiri) bersama para koleganya dalam agenda Fapet Menyapa bertema Feed Additive pada Pakan Ternak di Kampus Fapet UGM, Jumat (24/1/2025).
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Peneliti dari Laboratorium Ilmu Makanan Ternak (IMT) Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof Kustantinah (ketiga kiri) bersama para koleganya dalam agenda Fapet Menyapa bertema Feed Additive pada Pakan Ternak di Kampus Fapet UGM, Jumat (24/1/2025).

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Permasalahan kesehatan ternak ruminansia merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan tingkat produktivitas ternak. Salah satu parasit yang umum ditemukan di ternak ruminansia kecil di Indonesia adalah Haemonchus contortus yang saat dalam saluran cerna dapat merusak dinding usus dan menurunkan penyerapan nutrien serta mengakibatkan penurunan performa ternak.

“Dengan strategi pengelolaan pakan yang baik akan mengurangi risiko buruk yang dimungkinkan muncul dari permasalahan tersebut," ujar peneliti dari Laboratorium Ilmu Makanan Ternak (IMT) Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof Kustantinah, dalam agenda Fapet Menyapa bertema 'Feed Additive pada Pakan Ternak' akhir pekan lalu.

Kustantinah menjelaskan dalam 20 tahun terakhir ia telah meneliti manfaat kandungan metabolit sekunder dalam hijauan pakan sebagai agen anti parasit yang mampu mengurangi efek penurunan performa ternak karena infeksi parasit, seperti yang ditemukan pada daun Indigofera dan daun mahoni. Pengembangan bioantelmintik dengan memanfaatkan potensi alam terutama tanaman tropik diyakini dapat mengurangi penggunaan obat antelmintik komersial yang telah dikaji menyebabkan resistensi parasit.

“Hijaun pakan seperti daun mahoni, daun ketapang dan daun kaliandra telah diteliti memiliki kandungan metabolit sekunder yang dipengaruhi oleh umur daun," katanya.

Menurutnya, kandungan tanin terbukti mampu mengurangi jumlah manifestasi parasit pada ternak ruminansia kecil. Ia menilai masih banyak tanaman tropis yang belum digali kandungan nutrisinya, termasuk gulma. Gulma adalah salah satu tanaman yang digunakan sebagai hijauan pakan ternak, namun belum ada kajian terkait kandungan metabolit sekunder yang ada pada gulma.

“Untuk itu eksplorasi tanaman tropis dan pemanfaatannya perlu didorong lebih lanjut sebagai strategi peningkatan produktivitas ternak ruminansia sekaligus mendukung komitmen Fapet dalam kontribusi SDGs," kata Kustantinah.

Potensi Bungkil Inti Sawit

Dalam kesempatan tersebut, peneliti dari Laboratorium Ilmu Makanan Ternak (IMT) Fapet UGM, Prof Zuprizal mengutarakan produksi bungkil inti sawit yang merupakan limbah dari pembuatan minyak inti sawit cukup tinggi di Indonesia. Kandungan protein kasar di dalamnya mencapai 14 persen hingga 19 persen sehingga potensial dijadikan sebagai pakan ternak.

"Dengan produksi pakan tahunan di Indonesia sebanyak kurang lebih 20 juta ton, proporsi optimal penggunaan bungkil inti sawit pada formulasi pakan ayam broiler adalah sebanyak 10 persen dengan koreksi asam amino esensial dan suplementasi enzim, ada potensi penggunaan bungkil inti sawit sebagai pakan ayam broiler sekitar 2 juta ton," kata Zuprizal.

Ia memberikan gambaran dalam pemanfaatan formulasi pakan ayam broiler sebanyak 10 persen maka bungkil sawit ini berpotensi untuk mengurangi penggunaan jagung sekitar 9 persen dan bungkil kedelai sekitar 3 persen.

"Jika dimanfaatkan akan ada penghematan apalagi kita tahu bungkil kedelai saat ini masih impor," katanya.

Sementara terkait kandungan serat kasar pada bungkil inti sawit khususnya manan yang tinggi perlu disuplementasi enzim dari luar berupa enzim mananase, NSPase, dan protease untuk meningkatkan kecernaan nutrien yang berakibat pada peningkatan produktivitas, kualitas karkas, dan kesehatan saluran cerna dari ayam broiler.

Dalam kesempatan itu tim Lab IMT juga memaparkan beberapa contoh hasil penelitian feed additive (imbuhan pakan) dengan teknologi nano partikel untuk ayam broiler, seperti nano teknologi ekstrak kunyit, nano teknologi ekstrak kapulaga, nano emulsion ekstrak minyak atsiri serai dan ekstrak daun sirsak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement