REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kelanjutan program Kosabangsa Universitas Amikom Yogyakarta dan Universitas Akprind Indonesia di Desa Bleberan di Kecamatan Playen, Gunungkidul, telah melalui tahap monitoring dan evalusi yang dilakukan secara internal melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) dilaksanakan di Kampus 1 Universitas Akprind Indonesia yang beralamat di Kalisahak Nomor 28, Klitren, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55222.
"Kegiatan monev ini dilakukan secara hibrida. Kelompok perguruan tinggi pelaksana dan perguruan tinggi pendamping berkumpul secara offline yang kemudian reviewer menggunakan Zoom Meeting," ujar Ketua Tim Pelaksana Kosabangsa, Prof Ema Utami, dalam siaran pers, Selasa (19/11/2024).
Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) kedua Perguruan Tinggi. Kedua tim pelaksana hadir semua dalam kegiatan monev internal ini yaitu Prof. Dr. Ema Utami, S.Si., M.Kom. selaku ketua pelaksana program dan beranggotakan Yusuf Amri Amrullah, S.E., M.M. serta Gardyas Bidari Adninda, S.T., M.A. dan Universitas Akprind Indonesia sebagai pendamping yang diketuai oleh Dr. Suwanto Suharjo ,S.Si., M.Kom. dan beranggotakan Catur Iswahyudi, S.Kom., S.E., M.Cs., MTA. serta Purnawan, S.T., M.Eng., C.WS. Reviewer pertama dari monev ini yaitu Prof.Dr.drh.R.Wisnu Nurcahyo dan reviewer kedua yaitu Dr. Dra.. Suparni Setyowati Rahayu, M.Si.
Prof Ema memaparkan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh kedua perguruan tinggi. Dalam pemaparannya beberapa kegiatan yang sudah dilakukan yaitu melakukan pelatihan, pendampingan, dan implementasi kegiatan seperti, pelatihan peningkatan pemasaran, perancangan solar cel, penentuan titik-titik untuk pembuatan PLTS dan lampu solar celnya.
Selain itu juga disampaikan juga terkait dengan kendala dan solusi yang sudah ditemukan dan sudah dilakukan oleh kedua tim, secara umum tidak menemukan kendala berarti," kata Prof Ema yang merupakan dosen dari Universitas Amikom Yogyakarta.
Salah satu kendala seperti penyesuaian solar cel di kapal untuk mengurangi pencemaran air Sungai, rancangan awal untuk kapal yang sudah ada tidak bisa dilakukan untuk kapal yang sudah ada, pada akhirnya sesuai kesepakatan dengan mitra dibuatlah kapal baru yang bisa disesuaikan penggunaanya. Kemudian disampaikan juga tentang titik lampu untuk goa rancang kencono yang sudah diimplementasikan di Lokasi, selain itu juga dipaparkan bahwa pengelolaan air bersih sudah diupgrading peralatannya dimana yang sebelumnya air yang dikelola memiliki kadar kapur, sekarang sudah tidak terdapat kandungan kapurnya.
Luaran dari kegiatan Kosabangsa ini juga sudah memenuhi dari target yaitu, sudah memiliki poster, HKI, inovasi teknologi tepat guna, submit seminar nasional, submit jurnal terindeks Sinta 3, publikasi media massa, upload video di Youtube LPPM dan TV desa juga sudah dilakukan. Selain itu pada saat monev juga ditunjukkan video yang telah diunggah di Youtube LPPM, pemaparan dilakukan selama 15 menit dari presentasi dan menampilkan video hasil kegiatan.
Selesai pemaparan dari ketua pelaksana, reviewer kemudian memberikan masukan terkait kegiatan yang sudah dilaksanakan. Masukan dari reviewer ini perlu menunjukkan detail pada setiap kegiatan perlu dilengkapi terkait dengan kegiatan kosabangsa. Hasil atau dampak positif dari kegiatan ini juga perlu ditunjukkan, serta memastikan dari keberlanjutan program kosabangsa tersebut. Dampak ekonomi ini perlu ditunjukkan sebagai bagian dari pengukuran program kosabangsa yaitu meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat bleberan, kecamatan playen, Kabupaten Gunungkdul.
Monitoring dan evaluasi internal yang dilakukan oleh LPPM Universitas Amikom dan Universitas Akprind Indonesia telah memastikan keberhasilan program pemberdayaan pengelolaan air bersih dan pengembangan wisata eduwisata di Desa Bleberan. "Program ini tidak hanya meningkatkan Kesejahteraan masyarakat tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui pemanfaatan potensi wisata kalurahan bleberan," kata Prof Ema mengakhiri.