REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas AKPRIND Indonesia (Akprind University) terus membuktikan komitmennya untuk memberikan manfaat berkelanjutan dalam alih teknologi kepada masyarakat melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), khususnya dalam hal penanganan sampah. Saat ini sampah menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai dikarenakan setiap hari sampah diproduksi dalam jumlah yang sangat banyak dan sebagian besar belum dikelola dengan baik. Hal inilah yang menjadi keprihatinan Padukuhan Kroco sehingga dengan sadar masyarakat mewujudkannya dengan membentuk Program Kampung Iklim (Proklim) dan menggandeng AKPRIND University dan Universitas AMIKOM Yogyakarta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Padukuhan Kroco masuk dalam wilayan Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kuloprogo dengan luas wilayah 109,73 hektare dan mayoritas warganya menggantungkan hidup dari pertanian, peternakan dan perikanan. Proklim Bantala Abyudaya yang di Padukuhan Kroco didukung dengan potensi non fisik yaitu adanya delapan kelompok organisasi sosial masyarakat yang mempunyai integritas untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat, yaitu Bank Sampah Induk (BSI), Dhuawar Sejahtera, Pokdakan Gondangsari, KWT Dhuawar, Kelompok Tani Bantala, Kampung KB, Karang Taruna, Pengrajin Wayang Kulit dan PKK Kenanga.
Diketuai oleh Ani Purwanti, S.T., M.Eng. (AKPRIND University), dan sebagai anggota Yuli Purwanto, S.T., M.Eng., Dr. Emy Setyaningsih, (AKPRIND University), Dr. Achmad Fauzi, (Universitas AMIKOM Yogyakarta) melakukan alih teknologi melalui Program PkM Pemberdayaan Desa Binaan. Eduwisata-Preneur berbasis lingkungan dipilih untuk menjadikan Padukuhan Kroco menjadi tempat belajar dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Dengan melakukan pelatihan dan pendampingan pengelolaan sampah dan budidaya magot di BSU sebagai mitra BSI, pelatihan pembuatan pupuk kompos dan penggunaan pupuk kasgot di KWT, pelatihan budidaya ikan air tawar dengan model sirkulasi air dan penggunaan pakan maggot serta Pelatihan manajemen usaha bagi UPPKA diharapkan dapat mempercepat Padukuhan Kroco sebagai pusat belajar pengelolaan sampah.
“Untuk mendukung program yang telah direncanakan tersebut, membutuhkan beberapa TTG yang sesuai dengan kebutuhan serta dengan desain yang sederhana, supaya warga tidak kesulitan dalam mengoperasikan dan merawat TTG tersebut”, ujar Ani disela-sela proses pembuatan kolam bioflok. “Dengan kolaborasi antara AKPRIND University dan Universitas AMIKOM Yogyakarta diharapkan dapat mewujudkan cita-cita dari warga Padukuhan Kroco," katanya.
Ketua Proklim Sugiyanto sangat senang dengan hadirnya Perguruan Tinggi di wilayahnya, karena benar-benar sangat membantu dan manfaatnya langsung dirasakan warga Padukuhan Kroco. "Harapannya, semua yang selama ini menjadi impian dari warga Padukuhan Kroco akan segera terwujud," kata Sugiyanto.