Sabtu 06 Apr 2024 08:48 WIB

SMA Internasional Budi Mulia Dua Hapus Pemakaian Tablet di Sekolah

Keberadaan gawai justru digunakan para siswa untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.

Rep: Khofifah Alief Saputri/Birrul Waalidaini Sumarsono/ Red: Fernan Rahadi
SMA Internasional Budi Mulia Dua (BMD) Yogyakarta
Foto: Birrul Waalidaini
SMA Internasional Budi Mulia Dua (BMD) Yogyakarta

YOGYAKARTA -- SMA Internasional Budi Mulia Dua (BMD) berencana mengubah fasilitas penunjang pembelajaran siswa dari pemberian tablet menjadi pemberian sejumlah buku. Perubahan ini akan mulai dilaksanakan pertama kali pada tahun ajaran baru 2024/2025 mendatang.

Direktur Akademik BMD, Tasniem Fauzia Rais mengatakan perubahan ini akan dilakukan secara bertahap mulai kelas X terlebih dahulu. Sedangkan untuk kelas XI dan XII yang sudah terlanjur mendapatkan tablet akan diberikan buku secara bertahap. Jumlah buku berkisar sebanyak 10-13 buku dengan target penyelesaian dalam durasi yang berbeda-beda.

Menurut Tasniem, alasan sekolahnya menghapus kebijakan penggunaan tablet yang telah berjalan selama lima tahun terakhir dikarenakan karena kebijakan itu dinilai tidak efektif. Gawai yang seharusnya bisa dipakai sebagai sarana pembelajaran sehari-hari seperti mengerjakan tugas justru digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti membuka aplikasi media sosial dan bermain game. Hal ini membuat siswa tidak fokus dan justru mengabaikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.

photo
Dua contoh buku yang rencananya akan dipakai para guru SMA Internasional Budi Mulia Dua (BMD) Yogyakarta mulai tahun ajaran 2024/2025. - (Republika/Fernan Rahadi)
 

Ia mengungkapkan pihaknya mendapatkan inspirasi untuk memilih kembali menggunakan buku dari sekolah-sekolah di salah satu negara di Eropa, Swedia.  "Di Swedia itu benar-benar sekarang mengaplikasi nol persen gadget di sekolah, tidak ada lagi penggunaan Ipad maupun handphone di sekolah," kata Tasniem di sela-sela acara review buku oleh para guru di Ruang Cinema SMA Internasional BMD, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (3/4/2024) lalu.

Tasniem berharap rancangan perubahan ini berlangsung untuk seterusnya sehingga SMA BMD bisa menciptakan generasi emas yakni peserta didik yang gemar membaca buku. Apalagi inisiasi perubahan ini juga berasal dari kekhawatiran para pendidik yang kerap mengeluhkan bagaimana siswa sulit melepaskan gawai baik saat di sekolah maupun di rumah. 

photo
Seorang guru Sekolah Internasional Budi Mulia Dua (BMD) Yogyakarta melakukan review buku yang akan menjadi bahan ajarnya di Ruang Cinema Room, SMA Internasional BMD, Rabu (3/4/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)
 

Meskipun demikian, pembaruan sistem pembelajaran ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Hal itu dikarenakan para pendidik kini harus bisa mengoperasikan metode baru seperti permainan dan tayangan video sesuai topik bacaan agar siswa dapat lebih memahami isi buku, mengurangi rasa bosan mereka, serta mempermudah adaptasi kebiasaan baru.

"Sejak dulu itu (sebenarnya) sudah ada (kebijakan) bahwasanya guru harus update informasi, salah satunya harus membaca sekian buku. Harapannya (dengan membaca buku yang sama dengan siswa) ilmu guru juga bertambah sehingga apa yang disampaikan ke siswa menjadi berkaitan," kata Hatta Yarid, guru fisika kelas X SMA BMD.

Tidak hanya berhenti pada siswa, rencananya program ini juga akan melibatkan wali murid dalam proses keberlangsungannya. Para orang tua nantinya juga akan diberikan kebebasan untuk memilih satu dari 13 buku untuk bisa dibaca dalam tiap semesternya.

"Program ini nantinya juga akan disosialisasikan kepada orang tua sehingga nantinya orang tua punya peran  untuk memotivasi anak-anak untuk juga membaca buku-buku tersebut di rumah,” kata Agus Setiawan, guru SMA BMD yang juga selaku ketua Badan Penjamin Mutu BMD.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement