REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menerapkan sejumlah langkah strategis dalam mengatasi kenaikan harga komoditas terutama beras. Hal ini diungkapkan Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat menghadiri rapat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang.
Wahyu tidak menampik saat ini cuaca ekstrem tengah melanda sejumlah besar wilayah di Jawa Timur (Jatim). Situasi ini memicu turunnya produksi beras dan terjadi kenaikan harga komoditas tersebut.
Dikatakan, gubernur Jatim telah menyampaikan permasalahan harga komoditas akibat kekeringan. Kekeringan terbukti mengancam harga-harga bahan pokok terutama kebutuhan masyarakat seperti pertanian.
"Saat ini yang terjadi di daerah lain adalah kenaikan komoditas beras. Ini kita gelontor agar dapat tertekan dan harga terkendali," kata dia.
Ada sejumlah langkah strategis yang akan dilakukan oleh pihaknya dalam menghadapi situasi tersebut. Beberapa di antaranya dengan melakukan pemantauan harga dan ketersediaan stok bahan pangan serta harga eceran tertinggi baik di pasar maupun distributor.
Pemkot Malang juga berkomitmen akan mengatur jadwal operasi pasar. Selain harga beras dimurahkan, telur dan ayam juga akan mengalami hal sama. "Sebab problem harga beras tidak terkendali adalah masalah kekeringan. Maka sejauh ini aman kita gelontor dulu harga beras," jelasnya.
Wahyu juga meminta perangkat daerah terkait untuk terus melakukan kerja sama dengan sejumlah stakeholder. Hal ini terutama dengan Perum Bulog Cabang Malang melalui pasar murah maupun operasi pasar.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan harga sejumlah komoditas terutama beras dapat terkendali. Sebagaimana diketahui, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen pada September 2023.
Inflasi ini dilatarbelakangi adanya kenaikan di sejumlah komoditas. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, beras termasuk komoditas yang memiliki andil inflasi terbesar di Kota Malang pada September lalu.
Komoditas ini mengalami kenaikan harga sebesar 6,54 persen. "Dan andil inflasi sekitar 0,2254 persen," kata Erny.
Menurut Erny, terdapat empat faktor penyebab kenaikan harga beras di Kota Malang. Faktor-faktor tersebut antara lain musim tanam gadu dan penurunan luas panen. Selain itu, juga dilatarbelakangi faktor cuaca berupa el Nino dan kebijakan pemberhentian ekspor beras oleh pemerintah India.
Di samping itu, dia juga mengungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan dini kekeringan meteorologis pada 20 September lalu. Peringatan itu memberitahukan bahwa Jatim termasuk Kota Malang masuk kategori awas.