REJOGJA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengungkapkan stok sejumlah bahan pokok dari beras hingga bahan bakar minyak (BBM). Hal ini diungkapkan berdasarkan kegiatan pemantauan ketersediaan dan stabilitas harga komoditas bahan pokok di pasar yang dilakukan oleh Pj. Walikota Malang, Wahyu Hidayat bersama jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang.
Setidaknya terdapat empat titik yang ditinjau oleh Wahyu dan tim TPID. Lokasi-lokasi yang dimaksud, antara lain Pasar Besar Malang, Distributor Beras Rejekiku, Gudang Beras Bulog KC Malang, dan Pertamina Fuel Terminal Malang.
Wahyu mengaku sempat bertanya kepada pedagang mengenai stok dan harga bahan pokok. "Memang sejumlah komoditas sempat mengalami kenaikan tetapi ada beberapa yang sudah turun, seperti cabai rawit, cabe merah, bawang, gula, minyak goreng dan beras," ucap Wahyu di Kota Malang.
Wahyu bersama TPID Kota Malang juga meninjau ketersediaan beras dan kelancaran distribusinya. Hasil informasi dari distributor diungkapkan beras tersedia mulai dari yang kualitas biasa sampai premium dengan harga standar. Hasil peninjauan ini juga terungkap tidak ada kenaikan harga tinggi dari distributor.
Situasi serupa juga terjadi di Gudang Beras Bulog. Menurut Wahyu, ketersediaan beras di gudang mencukupi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2023-2024 (Nataru) nanti. "Tercatat saat ini beras di Gudang Bulog tersedia 1.367 ton," ungkapnya.
Wahyu juga menyebut bahwa pasokan bahan bakar di Kota Malang mencukupi untuk Nataru nanti. Walaupun kecenderungan Nataru banyak pergerakan wisatawan dan lalu lintas, serta masyarakat yang datang ke Kota Malang, dia sudah mengantisipasinya.
Wahyu memastikan tidak akan ada kelangkaan BBM di wilayahnya. Semua stok mulai dari SPBU sampai Pertashop tersedia. Bahkan, cadangan BBM di Terminal Fuel sudah aman untuk Malang Raya.
Sebagai informasi, Pertamina Fuel Terminal Malang akan mengisi penuh storage BBM berkapasitas total 7.800KL di terminal tersebut untuk kebutuhan nataru. Pihaknya menyebut kebutuhan BBM jelang Nataru diprediksi akan naik sekitar enam persen dari kondisi normal yang berada di angka 2.200KL.
Di samping itu, Wahyu juga mengimbau masyarakat agar tetap bijak dalam membeli bahan pokok di masa Nataru. Hal Ini semata-mata agar pengendalian inflasi dan harga-harga tetap stabil.