REJOGJA.CO.ID, SOLO -- Dosen Komunikasi Politik Fisipol UGM Nyarwi Ahmad menyebut manuver partai Nasdem membuka peluang bagi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres berpasangan dengan Anies Baswedan akan memberikan dampak potensial di kancah perpolitikan nasional.
"(Manuver Nasdem dan Cak Imin) sangat potensial menimbulkan gempa politik yang cukup besar. Tidak hanya dalam blok koalisi perubahan dan persatuan saja, tapi juga pada blok koalisi partai-partai pengusung Prabowo Subianto," kata Nyarwi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (1/9/2023).
Ia menjelaskan, jika mengacu pada sejumlah data survei elektabilitas Anies masih tertinggal cukup jauh dari Prabowo maupun Ganjar. Mayoritas data-data survei tersebut juga menunjukkan elektabilitas Cak Imin juga masih sangat rendah. Namun, Cak Imin yang memiliki basis pendukung inti yang sangat kuat di Jawa Timur dan Jawa Tengah membuka peluang mengerek elektabilitas Anies.
"Jika keduanya dipasangkan, bukan tidak mungkin daya elevasi elektabilitas Anies meningkat cukup tajam. Dua provinsi (Jateng-Jatim) dengan basis NU yang sangat kuat. Dari data-data survei yang ada, elektabilitas Anies di kedua provinsi ini sangat rendah, tertinggal jauh dibandingkan Ganjar dan Prabowo. Di sini, peluang Cak Imin untuk membantu akselerasi elektabilitas Anies Baswedan di kedua provinsi ini masih terbuka lebar," katanya.
Terlepas dari hal tersebut, Nyarwi menilai langkah manuver politik Nasdem dan Cak Imin sangat cerdik. Begitu juga dengan momentum yang diambil keduanya. "Momentum yang mereka pilih untuk bermanuver juga cukup tepat, di mana manuver ini dijalankan beberapa minggu setelah PAN dan Golkar bergabung ke koalisi blok pengusung Prabowo dan setelah acara perayaan ulang tahun PAN yang ke-25 kemarin," katanya.
Kendati berpotensi memicu riak besar, manuver tersebut tak akan menggoyang fondasi Gerindra dan PDIP. Namun, masih berpengaruh pada perubahan komposisi di setiap partai pendukung capres.
"Meski demikian, kecil kemungkinan koalisi perubahan persatuan ataupun blok-blok koalisi lainnya, khususnya blok koalisi yang dinahkodai oleh Partai Gerindra dan blok koalisi yang dinahkodai oleh PDIP akan bubar. Kemungkinan terbesar yang ada di masing-masing blok koalisi tersebut, hanya perubahan komposisi partai-partai pendukungnya saja," katanya.
Menurut dia, kemungkinan dampak manuver tersebut akan berpengaruh dari segi elektoral baik untuk Prabowo, Anies, hingga Ganjar. Namun, hal tersebut harus lebih dulu melihat hasil survei yang lebih akurat. "Kemungkinan-kemungkinan seperti itu bisa terjadi pada bulan ini dan beberapa bulan mendatang. Tentu kita perlu melihat efek dari manuver Cak Imin dan Nasdem ini dengan data-data survei yang lebih akurat," katanya.
Dengan bergabungnya PKB...