REJOGJA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang yang terbuka pemikirannya sudah tentu akan terus memperbaiki dirinya dari waktu ke waktu. Telah menjadi ketentuan Tuhan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Segala bentuk kekurangan yang telah disadari sepatutnya menjadi dorongan perbaikan di kemudian hari.
Datangnya Ramadhan merupakan berkah bagi manusia. Kali ini, Ramadhan juga dibarengi dengan perayaan Nyepi dan Jumat Agung. Hal ini seolah jadi pertanda bahwa tiap umat yang merayakan hari besarnya selayaknya bisa terus berdampingan.
Wakil Sekjen Darud Dakwah Wal Irsyad (PB-DDI) Pusat, Suaib Tahir menjelaskan bahwa bulan suci Ramadhan ini adalah bulan di mana Alquran diturunkan. Alquran ini adalah petunjuk bagi semua orang. Sejatinya, setiap orang itu harus banyak mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Alquran itu sendiri.
"Karena apa pun yang kita kerjakan di bulan suci ini memiliki pahala yang sangat besar. Pada bulan Ramadan inilah merupakan kesempatan yang paling baik bagi setiap orang untuk melakukan perbaikan yang semestinya dilakukan. Misalkan ada kebiasaan tidak baik yang kita lakukan di bulan lain, maka selayaknya hal tersebut mulai ditinggalkan di Ramadhan ini," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (7/4/2023).
Dirinya menyampaikan, apabila suka menggunjing, menceritakan keburukan teman, malas bekerja, kikir, tidak suka bersedekah, dan sifat buruk lainnya, maka sebaiknya di bulan Ramadhan ini mulai belajar untuk meninggalkan semua itu.
Peraih gelar doktoral dari Universitas Islam Omdurman Sudan ini menceritakan, kedewasaan bersikap sebagai seorang Muslim, khususnya di Indonesia, agaknya perlu ditinjau kembali. Ia mencontohkan bahwa di beberapa negara lain yang mayoritas beragama Islam, sikap toleransi yang bisa ditemui jauh lebih tinggi dari apa disaksikan di Indonesia.
Suaib berharap agar Ramadhan yang bisa kita jumpai dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Peningkatan kualitas keimanan seorang hamba akan terlihat dari semakin baiknya hubungannya dengan Tuhannya dan sesama manusia.
"Harapan saya mudah-mudahan Tuhan memberikan kita umur yang panjang. Kita bisa menyelesaikan bulan Ramadan ini dan mendapatkan bulan Ramadan yang akan datang. Bulan Ramadan ini jangan kita lewati begitu saja. Setidaknya, setiap bulan suci Ramadan itu ada perubahan signifikan di dalam diri kita, misalnya setelah bulan suci Ramadan ini, kita sudah terbiasa tidak meninggalkan salat dan terbiasa bersedekah," kata Suaib.
Yang pasti, tuturnya, harus ada yang bisa dipetik dari bulan suci Ramadhan ini. Misalnya sebagai orang secara ekonomi cukup, paling tidak berusaha bagaimana dapat berempati kepada lingkungan masyarakat sekitar. Tidak elok kalau seseorang bisa makan dengan teratur, tetapi ada tetangga kekurangan makanan tetapi tidak peduli.
"Berbagilah kepada sesama. Hal-hal seperti ini kita harus tanamkan dalam diri kita khususnya di bulan suci Ramadhan ini. Mudah-mudahan itu bisa berbekas dalam diri kita. Maksudnya adalah bahwa setiap Ramadan itu harus ada sesuatu yang kita petik dan menjadi patokan hidup kita untuk hari yang akan datang," kata alumni Al-Azhar ini.