Selasa 29 Jul 2025 13:24 WIB

Siswi Yogyakarta Ukir Prestasi di Australia, Sabet Lima Medali dalam Ajang Dancesport Dunia

Angelaida bertanding di kategori U-16 meskipun usianya baru menginjak 10 tahun.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Atlet Dancesport asal Yogyakarta, Angelaida Agil Maharanny (kiri) bersama sang pelatih, Coach Deddy Ratmoyo
Foto: dokpri
Atlet Dancesport asal Yogyakarta, Angelaida Agil Maharanny (kiri) bersama sang pelatih, Coach Deddy Ratmoyo

REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Angelaida Agil Maharanny, atlet cilik dancesport asal Yogyakarta, kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Dalam ajang The Golden Rose International Championship 2025 yang digelar di Sydney, Australia, Angelaida berhasil menyabet total lima medali sekaligus yakni dua emas dari kelas Pro-Am Samba dan Cha Cha, satu perak dari Pro-Am Jive, serta dua perunggu di kategori Solo Open Junior Waltz dan Tango.

Siswi kelas 5 SD Budi Utama Yogyakarta ini menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam kompetisi tersebut dan sukses bersaing dengan ratusan peserta dari berbagai negara seperti Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, dan Australia selaku tuan rumah.

Tak hanya bersaing dengan atlet sebayanya, Angelaida juga harus menghadapi tantangan tambahan di mana ia bertanding di kategori U-16 meskipun usianya baru menginjak 10 tahun.

Ibunda Angelaida, Aldila, menyampaikan bahwa prestasi ini bukan semata hasil kerja keras Angelaida sendiri, melainkan juga berkat dukungan penuh dari para pelatih, sekolah, dan teman-teman.

"Ini terjadi berkat bantuan banyak pihak, khususnya para coach yang telah melatih Angelaida yaitu Coach Deddy Ratmoyo, Mr Soni, Mr Kelvin Choo untuk Ballroom Dance, serta Coach Dyah Dwinita, Miss Finasti, Mr Rama dan Mr Vernon Choo untuk Latin Dance. Selain itu, dukungan dan support tiada henti dari Kepala Sekolah dan para guru serta teman-teman Angelaida di SD Budi Utama Yogyakarta menjadikan Angelaida bisa mengharumkan nama Indonesia di dunia," kata Aldila, Selasa (28/7/2025).

Pertandingan yang dilakoni anaknya itu berlangsung menegangkan. Selisih usia dan postur fisik membuat Angelaida beberapa kali mengalami benturan di lantai dansa. Meski demikian, ia tetap mampu menjaga ritme, konsentrasi, dan kualitas tekniknya di tengah tekanan. Angel tampil di dua kategori, yakni Solo Junior Open (Latin dan Ballroom) serta Pro-Am berpasangan dengan Mr Cernon Choo, salah satu pelatihnya asal Malaysia.

Yang membuat kagum adalah konsistensinya yang selalu berhasil menembus babak final di setiap kelas yang diikutinya. Penampilan memukaunya sukses menarik perhatian juri dan penonton hingga mendapat tepuk tangan meriah.

Angelaida dijadwalkan akan memperkuat tim dancesport DIY dalam ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) yang akan berlangsung di Nusa Tenggara Barat akhir Juli. Selain itu, ia juga akan mewakili Indonesia dalam International Ballroom Dance Championship 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia pada 16 Agustus, serta mengikuti kompetisi akhir tahun di Italia.

Sosok di Balik Kesuksesan Angelaida

Kesuksesan Angelaida tidak lepas dari peran penting pelatihnya, Coach Deddy Ratmoyo, tokoh legendaris dalam dunia dancesport Indonesia. Dikenal karena visinya yang jauh ke depan, Coach Deddy merupakan sosok yang pertama kali melihat potensi Angelaida sejak ia duduk di bangku kelas 2 SD.

Sang ayah, Agus Eko Hidayat menyampaikan saat itulah titik balik dalam perjalanan Angelaida dimulai.

"Coach Deddy Ratmoyo melihat potensi luar biasa dalam diri Angel dan mendorongnya mengikuti kompetisi dancesport di Malaysia," ujarnya.

Pelatihan Angelaida sendiri dilakukan di Yud’s Ballroom Dancesport dan Yo Dancesport, sebelum akhirnya mendapat kesempatan diasuh langsung oleh pelatih internasional di Kuala Lumpur, berkat jaringan Coach Deddy.

Menariknya, Coach Deddy menerapkan metode unik dalam melatih anak-anak. Ia tidak langsung menitikberatkan pada teknik sejak awal. Untuk penguatan teknik dan persiapan standar internasional, Coach Deddy bekerja sama dengan pelatih profesional seperti Coach Dyan Dwinita. Kolaborasi pelatih dalam dan luar negeri inilah yang membentuk Angelaida menjadi atlet yang tangguh dan siap bertarung di level dunia.

"Kalau teknik langsung diajarkan di awal, anak bisa cepat bosan. Lebih baik biarkan mereka menguasai gerakan dulu, baru kemudian tekniknya dibentuk," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement