Jumat 18 Jul 2025 23:48 WIB

Menuju Malioboro Ramah Lingkungan, Becak Listrik Diperkuat Jadi Moda Wisata

Becak kayuh listrik diluncurkan untuk Malioboro rendah emisi.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Kampanye penggunaan becak kayuh bertenaga listrik di Kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (18/7/2025).
Foto: Wulan Intandari/ Republika
Kampanye penggunaan becak kayuh bertenaga listrik di Kawasan Malioboro, Yogyakarta, Jumat (18/7/2025).

Becak Motor akan Ditiadakan

Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa becak motor (bentor) ke depannya tidak lagi cocok berada di Malioboro, mengingat visi kawasan tersebut sebagai zona rendah emisi dan ramah pejalan kaki. Ia menyampaikan langkah pembatasan bentor di Malioboro akan mulai diimplementasikan secara bertahap pada tahun 2025, dengan penataan lalu lintas dan kantong parkir sebagai bagian dari skenario yang tengah disusun.

Kebijakan ini juga berangkat dari keprihatinan atas kualitas udara di kawasan Malioboro yang mengalami peningkatan kadar karbon monoksida (CO), terutama pada waktu-waktu ramai kunjungan. "Kalau saya ditanya, apakah bentor sebaiknya tidak beroperasi di Malioboro? Maka jawaban saya ya, sebaiknya tidak, karena tadi alasan-alasan tadi," ujarnya.

Saat ditanya kapan implementasinya, Hasto belum bisa memastikan secara detail. "Saya belum bisa sebut waktu, ya. Tetapi saya harus memulai di tahun 2025 ini ya, meskipun itu secara bertahap. Saya tentu harus mempertimbangkan banyak faktor," ungkap Hasto.

Daya Tarik Wisata Baru

Tak hanya sebagai solusi ekologis, Hasto juga melihat potensi becak listrik sebagai daya tarik wisata baru. Dengan tampilan yang masih menyerupai becak tradisional, ditambah teknologi modern yang membantu pengayuh, moda ini dianggap mampu memberi suasana baru yang lebih bersih dan nyaman bagi wisatawan.

"Menurut saya becak listrik bisa menjadi daya tarik. Andong yang baik juga bisa, andong yang ramah lingkungan, andong yang indah itu juga menjadi daya tarik tersendiri," ucapnya.

Pj. Sekretaris Daerah DIY, Aria Nugrahadi juga menyampaikan hal senada. Ia menilai becak bukan sekadar alat transportasi, melainkan narasi hidup kota. Kampanye ini, kata dia, menjadi bagian dari visi besar menjaga kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, sebagai kawasan rendah emisi dan nyaman bagi warga maupun wisatawan.

"Tentu, kita semua ingin menjadikan kawasan Sumbu Filosofi sebagai kawasan Low Emission Zone yang tidak hanya indah di mata dunia, tetapi juga nyaman, bersih, dan bermartabat bagi warganya," kata Aria.

Aria juga mengajak masyarakat untuk mendukung kehadiran becak ramah lingkungan ini sebagai bagian dari karakter kota, serta berharap para pengemudi bentor mulai mempertimbangkan peralihan ke transportasi yang lebih sehat. "Kepada para pengemudi becak motor, saya harap dapat mempertimbangkan kembali pilihan transportasi yang lebih lestari, yang tidak hanya menjaga alam tapi juga lebih sehat bagi diri sendiri," ucapnya.

Dijumpai terpisah, Ketua Forum Komunitas Pemerhati Kendaraan Tradisional Yogyakarta, Fajar Kurniawan, menyampaikan harapan agar kolaborasi antara koperasi becak listrik dan sejumlah hotel di Kota Yogyakarta terus diperkuat. Menurutnya, hotel merupakan mitra strategis yang perlu digandeng untuk memperluas promosi dan pemanfaatan becak listrik oleh wisatawan.

"Saya berharap embrio kerja sama yang telah dibangun antara koperasi becak listrik dengan beberapa hotel di Kota Jogja bisa terus berkembang. Mengingat, hotel mitra strategis yang harus digandeng agar becak listrik lebih dikenal oleh wisatawan," ujarnya.

Ketua Paguyuban Becak Wisata Yogyakarta (PBWY), Paimin Ahmad Sarjono menyambut baik tranformasi becak kayuh tersebut. Namun di balik inovasi ini, menurutnya, edukasi kepada wisatawan harus digencarkan, mengingat masih ada kecenderungan masyarakat atau wisatawan yang lebih memilih bentor karena dinilai lebih cepat.

"Sudah dioperasikan tetapi tergantung situasinya, kalau pas liburan banyak penumpang, kalau pas sepi gini paling lima (unit) jalan," ungkapnya.

"Kalau yang belum kenal sama ini kan maunya (naik) bentor, lebih cepat. Tapi kan kalau kecelakaan non subsidi jasa raharja, kalau ini kan resmi pemerintah," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement