Kamis 10 Jul 2025 13:00 WIB

Performa Tanaman Melon di Jatim Alami Gangguan, Petani Hadapi Tantangan Produksi

Salah satu penyebab adalah infeksi virus yang menyebar cepat saat kelembapan tinggi.

Red: Fernan Rahadi
Seorang petani melon di Desa Purwotengah, Kediri (ilustrasi). Musim tanam melon tahun ini di sejumlah wilayah sentra produksi Jawa Timur menunjukkan tantangan yang signifikan. Performa tanaman yang menurun menjadi perhatian utama para petani, terutama akibat cuaca yang tidak menentu serta meningkatnya potensi serangan virus tanaman.
Foto: dokpri
Seorang petani melon di Desa Purwotengah, Kediri (ilustrasi). Musim tanam melon tahun ini di sejumlah wilayah sentra produksi Jawa Timur menunjukkan tantangan yang signifikan. Performa tanaman yang menurun menjadi perhatian utama para petani, terutama akibat cuaca yang tidak menentu serta meningkatnya potensi serangan virus tanaman.

REJOGJA.CO.ID, KEDIRI -- Musim tanam melon tahun ini di sejumlah wilayah sentra produksi Jawa Timur menunjukkan tantangan yang signifikan. Performa tanaman yang menurun menjadi perhatian utama para petani, terutama akibat cuaca yang tidak menentu serta meningkatnya potensi serangan virus tanaman. Di berbagai wilayah seperti Nganjuk, Madiun, dan Kediri, tanaman melon yang biasanya tumbuh optimal mengalami gangguan pada fase pembentukan dan pembesaran buah.

Salah satu penyebab utama adalah infeksi virus tanaman yang menyebar cepat saat kelembapan tinggi, mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak seragam dan buah tidak berkembang dengan baik. Buah melon dari lahan terdampak terlihat lebih kecil dari ukuran normal, permukaannya kasar, dan warnanyak kurang cerah. Beberapa bahkan mengalami keretakan atau bentuk yang tidak sempurna, sehingga tidak memenuhi standar kualitas pasar.

Kondisi cuaca yang tidak menentu turut memperburuk situasi. Ketika suhu tidak stabil dan curah hujan tinggi, tanaman menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan penurunan performa secara keseluruhan.

Di lapangan, petani melon asal Desa Purwotengah, Kediri, seperti Edi dan Arif Nur Azis  menyampaikan bahwa upaya mereka untuk menjaga kualitas tanaman tahun ini menghadapi banyak hambatan. Owner Saclar Buah Group Kediri, Mujet pun berharap ada pendampingan lebih lanjut dalam hal pengendalian penyakit tanaman serta peningkatan akses terhadap varietas benih yang tahan virus karena menyengkut hasil yang dihasilkan.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui dinas pertanian setempat telah melakukan pemantauan dan merespons kondisi ini dengan rencana peningkatan edukasi bagi petani serta penguatan sistem monitoring kesehatan tanaman.

Situasi ini menjadi pengingat penting bahwa sektor pertanian hortikultura, khususnya melon, membutuhkan sistem pertahanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika iklim serta potensi serangan virus tanaman. Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlangsungan produksi di tengah tantangan yang terus berkembang.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement