Ahad 29 Jun 2025 02:30 WIB

Tinggalkan Tengkulak, Digitalisasi Bantu Ribuan Petani Cabai Sleman Tembus Pasar Nasional

Saat panen raya, pasokan cabai bisa mencapai 10 hingga 15 ton per hari.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Karta Raharja Ucu
Tak lagi menggantungkan nasib pada tengkulak, ribuan petani cabai di Sleman kini menjual hasil panennya lewat sistem lelang digital yang transparan dan efisien.
Foto:

Ketua PPHPM Nanang mengatakan sistem ini mulai dirintis sejak 2017 secara manual, namun mendapat akselerasi signifikan saat Bank Indonesia DIY mulai masuk pada 2020. BI mendorong pembentukan koperasi formal, menyediakan infrastruktur digital, hingga mendampingi pelatihan dan manajemen kelembagaan.

Dengan sistem digital ini, koperasi tak hanya mengelola transaksi, tetapi juga menyusun kalender tanam strategis, memprediksi harga, dan menjaga stabilitas pasokan. Petani yang dulu merugi karena fluktuasi harga kini bisa merencanakan panen saat harga tinggi.

“Dulu pengurus bahkan tidak digaji dan memakai dana pribadi untuk menalangi petani. Sekarang, sistem ini sehat secara keuangan, dan pengurus bisa digaji setara UMR,” ujarnya.

Kini lebih dari 2.200 petani cabai di Sleman telah tergabung dalam sistem ini, bahkan petani dari kabupaten lain ikut mengirim hasil panen ke pasar lelang PPHPM. Sistem ini juga memungkinkan tracing produk jika ada keluhan dari pedagang, karena semua proses sudah terdigitalisasi dan terdokumentasi.

Kepala Kantor Perwakilan BI DIY Sri Darmadi Sudibyo (Dibyo) menilai inovasi seperti yang dilakukan PPHPM adalah bukti pentingnya sinergi dalam mendorong UMKM naik kelas. “Untuk nilai ekspor, ini kita punya event namanya Grebeg UMKM baru kemarin diselenggarakan bulan April. Yang dilaksanakan pada periode itu aja Rp7 miliar dari 34 UMKM. Tapi periodenya hanya sampai dengan April 2025. Ada potensi lebih besar dari itu,” kata Dibyo, menggarisbawahi besarnya potensi pasar produk UMKM termasuk hasil tani seperti cabai.

Digitalisasi pasar cabai ini juga mendukung pengendalian inflasi, memperluas akses pembiayaan, serta mendorong efisiensi distribusi pangan secara nasional. Pemerintah pusat kini menjadikan PPHPM sebagai rujukan, bahkan dalam kondisi darurat seperti lonjakan harga cabai di Manado yang sempat tembus Rp240.000 per kilogram, PPHPM bisa mengirim pasokan secara cepat dan menurunkan harga.

Lewat kolaborasi bersama Pemda dan BI, program tahunan penguatan petani disusun melalui forum RGB. Petani tidak sekadar dilatih bercocok tanam, tetapi dikuatkan secara kelembagaan, diajarkan literasi keuangan, dan didorong untuk mengadopsi teknologi tepat guna.

PPHPM Sleman kini bukan hanya koperasi, tapi ekosistem pertanian digital yang memberi harga adil bagi petani, efisiensi bagi pedagang, dan kestabilan bagi pasar. Sistem ini lahir dari masalah klasik, diselesaikan oleh gotong royong lokal, dan diperkuat oleh kebijakan strategis Bank Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement