Gubernur Jateng Ahmad Luthfi turut hadir Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah Aisyiyah. Menanggapi pernyataan Suharyanto, Luthfi mengakui Jateng merupakan provinsi rawan bencana.
"Jawa Tengah merupakan salah satu market bencana nasional. Mencari bencana apa saja di Jawa Tengah ada. Ada air yang tidak bisa kita lawan, ada rob yang tidak bisa kita lawan, banjir yang tidak bisa kita lawan," ucapnya.
Dia mengatakan, Pemprov Jateng terus melakukan upaya pencegahan bencana, termasuk mengedukasi warga agar memiliki kemampuan tanggap bencana. "Kita harus mempunyai upaya preemtif dan preventif," ujar Luthfi.
Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Provinisi Jateng, pada periode 1 Januari-31 Mei 2025, terdapat 152 kejadian bencana. Rinciannya yakni: banjir (86 kejadian), tanah longsor (17 kejadian), cuaca ekstrem (42 kejadian), kebakaran hutan dan lahan (1 kejadian), dan kebakaran (6 kejadian).
Terdapat beberapa potensi bencana yang harus diwaspadai Jateng pada Juni hingga Desember 2025, antara lain kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, banjir rob, dan gelombang tinggi, angin kencang/puting beliung, gempa bumi, dan tsunami.