Kamis 29 May 2025 18:14 WIB

Cerita Penjual Angkringan di Dekat Ayam Goreng Widuran: Saya Nggak Tahu Kalau Pakai Minyak Babi

Pembeli tidak curiga makanan yang dibeli ternyata non-halal

Rep: Wulan Intandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Penutupan Ayam Goreng Widuran Tak Hanya Pusat, Cabang di Jalan Arifin Juga Sepi.
Foto:

Tempat Favorit Wisatawan dan Rombongan Besar

Menurut Pak Uzar, rumah makan legendaris tersebut biasanya ramai setiap hari. Pengunjung datang silih berganti, termasuk dari luar kota. Ia menyebut banyak pengunjung dari Jakarta, Surabaya, bahkan rombongan bus wisata yang sengaja mampir untuk mencicipi ayam goreng legendaris itu.

Meskipun Ayam Goreng Widuran sudah tutup beberapa hari, masih banyak wisatawan dan pelanggan lama yang datang bermaksud untuk membeli. 

"Apalagi orang chinese, mereka masih banyak yang datang cari," ungkapnya.

Ia mengaku tidak terlalu mengenal pemilik rumah makan tersebut. Ia hanya tahu bahwa sang pemilik jarang muncul di depan publik. "Yang punya jarang keluar," kataya menambahkan.

Tak hanya gerai pusat di Widuran, cabang Ayam Goreng Widuran yang berada di Jalan Arifin, Solo juga turut tutup sementara. Kedua lokasi saat ini tidak beroperasi, meskipun banyak pelanggan masih mendatangi tempat tersebut dan bertanya-tanya.

Wito, salah satu penjaga parkir yang biasa berjaga di depan cabang Jalan Arifin, mengaku bahwa dirinya kerap membantu pengaturan parkir di cabang tersebut. Saat ditanya mengenai kabar penggunaan minyak babi dalam bahan masakan, Wito mengaku tidak tahu menahu.

“Kalau soal minyak babi saya nggak tahu. Saya cuma bantu parkir. Kejadiannya juga nggak jelas gimana awalnya. Tahu-tahu ramai di berita, terus tutup," ungkapnya.

Ia sempat menyebutkan secara kasat mata, bahwa pengunjung cabang Ayam Goreng Widuran di Jalan Arifin juga cukup beragam. “Ada yang Muslim, ada juga yang non-muslim (yang makan di sini)," kata dia.

Sebelumnya, Wali Kota Solo, Respati Ardi, meminta agar Ayam Goreng Widuran ditutup sementara hingga proses assessment kehalalan selesai dilakukan oleh Dinas Peternakan, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo, serta lembaga terkait lainnya. Sampel makanan dari rumah makan tersebut telah dikirim ke Laboratorium Veteriner Boyolali milik Disnak Keswan Provinsi Jawa Tengah, dan hasilnya diperkirakan keluar paling lambat 10 Juni 2025.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement