REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masjid Walidah Dahlan Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar Pengajian Tarhib Ramadhan 1446 Hijriyah dengan tema "Memperkokoh Kebajikan Publik dalam Bermasyarakat dan Berbangsa", Selasa (25/2/2025). Acara ini menghadirkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Abdul Mu'ti, sebagai pembicara utama.
Dalam pengajiannya, Prof Mu'ti membahas tentang pentingnya puasa dan amalan puasa agar tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mendapatkan pahala dan meningkatkan ketakwaan. Ia menekankan bahwa puasa adalah kewajiban yang dimulai pada tahun kedua Hijriyah setelah Rasulullah SAW hijrah, sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 183. Ayat ini mengajak orang beriman untuk berpuasa agar mereka dapat mencapai tingkat ketakwaan yang lebih tinggi.
"Secara psikologis, ayat ini menyampaikan pesan panggilan khusus untuk orang beriman, yang harus disambut dengan kegembiraan dan antusiasme," ujar Prof Mu'ti. Dari perspektif syariat, puasa adalah kewajiban yang hanya berlaku bagi mereka yang beriman. Menurut Prof Mu'ti, kata "kutiba" dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa perintah puasa adalah kewajiban yang harus diterima tanpa bisa ditawar.
Selain itu, Prof Mu'ti juga menyoroti tantangan era digital dan pentingnya pendidikan inklusif bagi semua lapisan masyarakat. Ia mengingatkan bahwa perubahan teknologi terjadi dengan cepat dan tak terduga. "Kita berada di tengah arus informasi yang tak terkendali. Gadget sudah di tangan, tapi banyak yang tidak tahu bagaimana mengakses informasi yang berguna," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah tersebut.
Prof Mu'ti pun mengajak umat Islam untuk menyambut bulan Ramadan dengan penuh suka cita dan persiapan yang matang, baik secara mental maupun spiritual. Ia juga menekankan pentingnya memberikan perhatian sebelum memulai pembelajaran, serta memperbaiki apa yang perlu diperbaiki dan tidak mempelajari hal-hal yang tidak perlu.
Dalam konteks penggunaan teknologi, Prof Mu'ti menyoroti dampak negatif media sosial, seperti tawuran anak muda yang terjadi karena tantangan media sosial, dan konten yang tidak bermanfaat. Ia mengajak masyarakat untuk menggunakan teknologi dan media sosial secara positif. Muhammadiyah, sebagai organisasi yang diwakilinya menganjurkan pentingnya membangun kesadaran terkait penggunaan teknologi ini.
Acara pengajian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan dan motivasi bagi umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan dengan lebih baik dan penuh makna.