REJOGJA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puncak musim hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah berlangsung sejak Desember 2024. Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, puncak musim hujan akan terjadi hingga Februari 2025.
Untuk itu, masyarakat dan pemerintah daerah diminta untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan selama puncak musim hujan ini. Sebab, potensi cuaca ekstrem meningkat selama puncak musim hujan.
“Diharapkan lebih antisipatif terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang,” kata Reni, Senin (20/1/2025).
Selain itu, Reni juga meminta masyarakat untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi selama puncak musim hujan ini. Mulai dari banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
“Terutama di daerah-daerah rawan bencana di DIY,” ucap Reni.
Reni menuturkan, curah hujan pada Februari 2025 diprediksi berkisar antara 201-500 milimeter atau kriteria menengah hingga tinggi, dengan sifat hujan bervariasi Normal (N)–Atas Normal (AN). Sedangkan, curah hujan Maret 2025 juga diprediksi berkisar 201-500 milimeter atau kriteria menengah–tinggi, dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN)-Atas Normal (AN).
Pada April 2025, pihaknya memprediksi curah hujan berkisar antara 101-300 milimeter atau kriteria menengah, dengan sifat hujan bervariasi Bawah Normal (BN)-Atas Normal (AN). “Akhir musim hujan di DIY diperkirakan pada dasarian I-11 Mei 2025 mendatang,” jelas Reni.