REJOGJA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak enam partai di Solo mewacanakan membentuk koalisi besar pada Plkada 2024 mendatang. Keenam partai tersebut yakni Gerindra, PSI, Golkar, PAN, PKB, dan PKS.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Ketua DPC Gerindra Kota Solo Ardianto Kuswinarno. Ia mengatakan wacana koalisi tersebut terjadi setelah pertemuan dengan para pemimpin atau perwakilan partai di sebuah kafe, di Manahan, Sabtu (22/6/2024) lalu.
"Iya, kita (berencana) membentuk koalisi besar, masih penjajakan karena masing masing partai punya pendapat masing-masing. Ibarat jamu harus kita ramu biar jadi jamu yang hebat kita masih ada pertemuan lagi nantinya," kata Ardianto, Sahat dihubungi, Senin (24/6/2024).
Ardianto mengatakan tokoh yang menghadiri yakni Sugeng Riyanto dan Didik Hermawan dari PKS, Tri Mardiyanto dari PSI, Achmad Sapari dari PAN, Moch Chamim Irfani dari PKB, Ardianto Kuswinarno Partai Gerindra, serta Taufiqurahman dari Partai Golkar, Ketua DPD PSI Jawa Tengah (Jateng), dan Antonius Yogo Prabowo.
“PKB ada Mas Chamim, PAN ada Pak Sapari dan struktur, PKS Mas Sugeng dan Mas Didik, dari PSI saya ikut sebagai inisiator, dan Mas Tri Mardiyanto selaku Ketua DPD PSI Solo. Dari PSI ada ketua DPD mas Yogo, Dari Golkar ada Pak Taufiq yang sempat hadir, tapi kemudian geser,” kata dia.
Pihaknya mengatakan salah satu tujuannya adalah untuk mengawal program yang telah digagas Wali Kota Solo saat ini Gibran Rakabuming Raka terus berlanjut. Ia juga mengatakan perlu menghimpun kekuatan untuk menyaingi partai sebelah, meskipun ia enggan menyebutkan partai apa.
"Kita kan menginginkan suatu perubahan di Solo apa yang sudah dirintis oleh mas Gibran ini jangan sampai berhenti di tengah jalan," katanya.
"Kita butuh suatu kekuatan yang besar untuk melawan partai sebelah kan partai sebelah sudah merasa kuat kalau ada yang mau bergabung dilihat setengah mata tapi kalau kami satu sama lain berharga," katanya menambahkan.
Ditanya apakah misi untuk mengeroyok PDIP di Pilkada mendatang, pihaknya tak menampik hal tersebut. "Ya kita kan saya melihat di kubu sebelah dari dulu tidak pernah mau didekati maunya berdiri sendiri, kalau mau gitu dari dulu kita harus merangkul yang tidak mau dirangkul, ya ini kita rangkul. Bahasa mau dikeroyok atau gimana, nek satu lawan banyak judul dikeroyok makin bagus," katanya.