Sabtu 11 Nov 2023 14:39 WIB

Kemenparekraf Fasilitasi Produk UMKM Jatim Bisa Diserap Industri Pariwisata

Pemahaman digital dan literasi keuangan pelaku UMKM di Indonesia mulai meningkat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar kegiatan Road to Kemiteraan Nasional Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kenarok) di Hotel Wyndham, Surabaya, Sabtu (11/11/2023)
Foto: Republika/ Dadang Kurnia
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar kegiatan Road to Kemiteraan Nasional Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kenarok) di Hotel Wyndham, Surabaya, Sabtu (11/11/2023)

REJOGJA.CO.ID, SURABAYA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar kegiatan Road to Kemitraan Nasional Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kenarok) di Hotel Wyndham, Surabaya, Sabtu (11/11/2023). Program tersebut dimaksudkan untuk memfasilitasi produk-produk UMKM agar bisa terserap industri pariwisata.

"Ini judul besarnya rantai pasok. Jadi bagaimana supply chain dari produk-produk UMKM dan ekonomi kreatif bisa masuk ke industri pariwisata. Mulai dari kuliner, fesyen, kriya, juga seni pertunjukan ke depan bisa masuk ke sana, sehingga memang terserap di market," kata Deputi bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Rizki Handayani.

Rizki selama ini banyak produk UMKM dan ekonomi kreatif yang sudah bagus tetapi tidak punya mekanisme untuk masuk pasar industri pariwisata. Padahal tidak sedikit hotel-hotel berbintang yang membutuhkan produk mereka.

"Memang kita harapkan produk-produk UMKM kita ini bisa masuk upskilling, karena nanti ada beberapa hotel yang memang bintang empat, bintang lima yang punya standar tertentu. Nah, kita juga harapkan program ini bisa menaikkan kualitas dan standar mereka," ujarnya.

Kegiatan Road to Kenarok Kemenparekraf, kata Rizki, telah digelar di lebih 10 kota. Di setiap kota, ada sskitar 80 hingha 100 UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang terlibat. UMKM dan pelaku industri yang terlibat diharapkannya bisa konsisten untuk meningkatkan kapasitas, agar kualitas produknya bisa terus meningkat.

"Karena kadang ada barangnya bagus tapi dia kuantitinya enggak bisa gitu ya. Mungkin nanti perlu ada kayak konsinyasi bersama untuk masuk ke satu industri. Jadinya kita harapkan sih banyak yang bisa terserap," kata Rizki.

Dalam upaya peningkatan kapasitas UMKM dan pelaku industri kreatif tersebut, Kemenparekraf menggandeng PT Esensi Solusi Buana (ESB), dalam hal edukasi literasi keuangan dan digitalisasi. Khususnya bagi pelaku UMKM di bisnis kuliner.

Perusahaan teknologi untuk food and beverage ini menyediakan software terintegrasi yang dirancang khusus untuk restoran, cloud kitchen, hingga warung makan. "Saat ini memang kami berfokus ke industri kuliner," kata VP Partnership & Government Relations ESB, Yang Hira Idris.

Dijelaskan, perusahaannya menyediakan sistem teknologi yang mengintegrasikan rantai pasok, khususnya di bisnis kuliner. Lewat sistem tersebut, pelaku UMKM bisa menjual produknya ke pelaku bisnis makanan dan minuman yang ada di bawah ESB.

Di mana ada sekitar 15 ribu pelaku bisnis makanan dan minuman yang berada di bawah ESB. "Sistem ESB membantu ujung ke ujung. Mulai order online, aplikasi kasir, sampai rantai pasok. Nantinya akan dikolektifkan di e-katalog, sehingga UMKM bisa menjangkau pasar lebih luas," ujarnya.

Pada program yang dijalankan Kemenparekraf tersebut, ESB juga memberikan edukasi terkait perencanaan bisnis dan manajemen keuangan. Selain itu, pelaku UMKM dan ekonomi kreatif juga diarahkan untuk bisa mengadopsi teknologi dalam mengembangkan bisnis, untuk menjaga profitabilitas.

"Kami memberikan edukasi, pendampingan, bagaimana meningkatkan bisnis dari mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah, menengah menjadi interprise, kemudian cara buka cabang, meningkatkan produksi, mengatur supplier, intinya biar mereka cuan,” kata dia.

Hira menilai, pemahaman digital dan literasi keuangan dari pelaku UMKM di Indonesia mulai meningkat dalam tiga tahun terakhir. Hal itu ditandadi mulai banyaknya usaha kecil dan menengah yang menggunakan Qris.

Banyak juga dari mereka yang mulai masuk ke penggunaan aplikasi kasir untuk mengontrol penjualan. "Data dan analisis pada aplikasi tersebut (aplikasi kasir) dapat membantu mengembangkan cabang dan produksi," jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim, Andromeda Qomariah, menyambut baik kegiatan Road to Kenarok Kemenparekraf yang digelar di Surabaya. Menurutnya, kegiatan tersebut sejalan dengan program-program pengembangan UMKM yang telah dijalankan Pemprov Jatim.

"Jadi kita ada bagaimana mengajari mereka digitalisasi, mulai laporan keuangan, bagaimana mereka bisa mempromosikan produk-produk mereka melalui digital, termasuk foto produk kita berikan itu," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement