Sabtu 11 Nov 2023 04:10 WIB

Umat Kristen Gaza Terancam Punah Akibat Serangan Israel

Hanya 800 hingga 1.000 orang Kristen yang diyakini masih tinggal di Gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Fernan Rahadi
Warga Palestina memeriksa kerusakan di gereja yang digunakan warga sebagai tempat berlindung, di rumah sakit al-Ahli, di Kota Gaza, Rabu, (18/10/2023).
Foto:

Setelah 1948, ketika negara Israel didirikan dan 700 ribu warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah mereka dalam peristiwa yang dikenal sebagai Nakba, semakin banyak umat Kristen Palestina yang bergabung dengan komunitas di daerah kantong pesisir tersebut. Perkiraan menunjukkan, jumlah umat Kristen di Gaza menurun dalam beberapa tahun terakhir dari 3.000 orang yang tercatat pada 2007.

Sedangkan di Tepi Barat, menurut sensus 2017, umat Kristen berada pada posisi yang lebih kuat dengan lebih dari 47 ribu orang tinggal di sana. Namun kekerasan dan penganiayaan juga meresahkan masyarakat di wilayah pendudukan itu. 

"Serangan terhadap pendeta dan gereja meningkat empat kali lipat tahun ini dibandingkan tahun lalu," kata Raheb yang lembaga akademisnya mendokumentasikan peristiwa tersebut.

Pada 1 Januari, beberapa hari setelah Israel dipimpin pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah negara itu, dua pria tak dikenal masuk ke Pemakaman Protestant Mount Zion di Yerusalem dan menodai lebih dari 30 kuburan. Mereka mendorong batu nisan berbentuk salib dan menghancurkannya dengan batu.

Pada 26 Januari, sekelompok pemukim Israel menyerang sebuah bar Armenia di kawasan Kristen di Kota Tua Yerusalem. Para penyerang ini meneriakkan "Matilah orang Arab … Matilah orang Kristen."

Beberapa hari kemudian, warga Armenia yang meninggalkan upacara peringatan di Kawasan Armenia diserang oleh pemukim Israel yang membawa tongkat. Seorang warga Armenia disemprot merica ketika para pemukim memanjat tembok biara Armenia, mencoba menurunkan benderanya, yang bergambar salib.

Menurut Raheb, serangan terus meningkat, seiring dengan upaya Israel untuk membungkam suara apa pun yang datang dari warga Palestina di dalam Israel. “Mereka adalah pemukim teroris Yahudi, tetapi komunitas internasional tidak mengakui mereka sebagai pemukim karena mereka adalah bagian dari [pola pikir] kolonial yang sama,” katanya.

 

Raheb khawatir ancaman kekerasan yang terus-menerus pada akhirnya akan mengusir agama Kristen dari Tanah Suci itu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement