REJOGJA.CO.ID, BANTUL -- Pemkab Bantul akan menata kembali objek wisata Panggung Krapyak yang merupakan bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta. Ini menindaklanjuti keputusan UNESCO yang menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan, penataan kawasan sumbu filosofi tidak hanya soal kuantitas saja. Apalagi Kabupaten Bantul memiliki paradigma untuk membangun kegiatan kepariwisataan berdasarkan quality tourism.
"Untuk Panggung Krapyak yang berada di wilayah Bantul, kami berencana untuk menata kembali berdasar quality tourism, pariwisata yang berkualitas," ujar bupati, Jumat (3/11/2023).
Menurut dia, penataan perlu dilakukan kembali agar kawasan tersebut dapat memenuhi tujuh rekomendasi UNESCO, sehingga dan berdampak lebih pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Kami ingin kawasan tersebut berwibawa dan berdampak pada nilai sejarah, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” katanya.
Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo menambahkan, dalam penataan ulang objek wisata tersebut, nilai-nilai yang ditambahkan pada kawasan Sumbu Filosofi akan diperhatikan dengan baik.
Selain itu, Pemkab Bantul akan mempelajari betul seperti apa tujuh rekomendasi UNESCO sebelum melakukan aksi.
“Kami juga akan cermati rekomendasi yang diberikan UNESCO, sehingga nanti eksekusinya jelas dan tidak ngawur. Dan untuk pembentukan tim yang mengawal Sumbu Filosofi, kami harapkan betul agar seluruh tim yang terlibat benar-benar bersedia mengemban tugas dengan tanggung jawab,” ujar Joko.
Sumbu Filosofi dinilai tepat menjadi warisan dunia karena menunjukkan bagaimana kesaksian luar biasa untuk peradaban dan budaya Jawa.
Sumbu Filosofi sekaligus mewujudkan pemikiran filosofis Jawa tentang kehidupan manusia dalam bentuk fisik, terutama soal siklus kehidupan (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis yang ideal (Hamemayu Hayuning Bawana), dan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta (Manunggaling Kawula Gusti).